Tautan-tautan Akses

Filipina Mulai Lagi Perundingan Damai dengan Kelompok Separatis Moro


Presiden Filipina Benigno Aquino menyatakan pemerintahnya siap memulai perundingan lagi dengan kelompok separatis Moro.
Presiden Filipina Benigno Aquino menyatakan pemerintahnya siap memulai perundingan lagi dengan kelompok separatis Moro.

Setelah tujuh bulan berkuasa pemerintahan Presiden Benigno Aquino memulai lagi perundingan perdamaian dengan kelompok separatis, Fron Pembebasan Islam Moro (MILF).

Laporan International Crisis Group (ICG) yang dikeluarkan, Kamis, mencatat berlanjutnya perundingan antara pemerintah Filipina dengan kelompok separatis MILF sebagai perkembangan positif. Kedua pihak kembali ke meja perundingan setelah proses sempat macet selama lebih dari dua tahun.

Analis politik Asia Tenggara, Bryony Lau, menyebut pemilihan Presiden Benigno Aquino tahun lalu memberi semangat baru kepada proses perdamaian itu. “Walaupun kami belum melihat banyak perubahan dalam posisi perundingan MILF, kami memiliki pemerintahan baru yang punya tim perunding yang sangat aktif dan optimistis, sehingga situasinya lebih menjanjikan daripada tahun lalu,” ujarnya.

Namun, laporan ICG juga merinci banyak kendala yang dihadapi dalam proses perdamaian di negara mayoritas Katolik, di mana dua kelompok separatis Islam telah 40 tahun memperjuangkan kemerdekaan bagi kawasan Mindanao Selatan. Wilayah tersebut sudah mendapat sejenis otonomi yang dirundingkan dengan MILF. Tapi, menurut laporan ICG, MILF terpecah dan pemerintahan setempat saat ini nampaknya tidak berfungsi. Tahun lalu Gubernur Mindanao, Zaldy Ampatuan, ditangkap karena terlibat dalam serangan terhadap kelompok politik saingannya yang menewaskan 57 orang. Lau mengatakan ada juga kekhawatiran bahwa MILF mendukung kegiatan terorisme.

“Kadang-kadang laporan media Filipina menggambarkan anggota MILF terlibat dalam serangan teroris, khususnya sehubungan dengan pemboman di pusat perniagaan Manila akhir Januari lalu. Segera setelah pemboman itu tersebar kabar angin bahwa jenis senjata yang digunakan dan cara bom itu diledakkan serupa dengan taktik yang digunakan MILF di Mindanao Selatan,” paparnya.

Laporan ICG mengatakan MILF menginginkan otonomi yang lebih besar dan penetapan kekuasaan yang lebih jelas, seperti kemampuan untuk membentuk pasukan keamanan sendiri. Pemerintah Filipina sejauh ini tidak menyatakan sikapnya dalam perundingan itu, tetapi Lau mengatakan MILF kemungkinan menginginkan adanya jaminan mengenai isu-isu keamanan dan penentuan batas-batas wilayah yang jelas atas pulau-pulau di Filipina selatan.

XS
SM
MD
LG