Tautan-tautan Akses

Dubes AS di India Temui Pemimpin Oposisi di Gujarat


Menteri ibukota negara bagian Gujarat, dan ketua partai Bharatiya Janata (BJP) yang dicalonkan menjadi Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) menyerahkan rangkaian bunga kepada Dubes AS di India, Nancy Powell (kiri) saat bertemu di Gandhinagar, wilayah barat negara bagian Gujarat (13/2).
Menteri ibukota negara bagian Gujarat, dan ketua partai Bharatiya Janata (BJP) yang dicalonkan menjadi Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) menyerahkan rangkaian bunga kepada Dubes AS di India, Nancy Powell (kiri) saat bertemu di Gandhinagar, wilayah barat negara bagian Gujarat (13/2).

Duta Besar Amerika Serikat di India, Nancy Powell, telah bertemu dengan pemimpin oposisi India Narendra Modi, yang mungkin akan menjadi perdana menteri berikut India.

Pertemuan Duta Besar Amerika Untuk India dengan pemimpin kelompok oposisi India Narendra Modi, mengakhiri pemboikotan selama satu dekade terhadap tokoh yang merupakan kandidat utama untuk menjadi perdana menteri India mendatang. Pada tahun 2005 Amerika menolak memberikan visa kepada pemimpin nasionalis Hindu itu karena perannya dalam aksi kekerasan sektarian yang melanda India tahun 2002.

Gambar-gambar televisi hari Kamis menunjukkan Duta Besar Amerika Untuk India Nancy Powell dan pemimpin Partai Bharatiya Janata BJP Narendra Modi berjabat tangan sebelum berunding di Gandhinagar, ibukota negara bagian Gujarat yang dipimpin oleh kelompok oposisi India itu.

Beberapa analis politik mengatakan jabat tangan itu didorong kemungkinan bahwa Narendra Modi mungkin akan menjadi pemimpin India mendatang. Narendra Modi adalah kandidat perdana menteri kelompok oposisi BJP, yang menurut beberapa jajak pendapat dapat mengalahkan Partai Kongres dalam pemilu nasional yang diselenggarakan Mei nanti.

Amerika termasuk diantara beberapa negara yang mengucilkan Narendra Modi karena adanya tuduhan bahwa ia tidak bertindak cukup kuat untuk mengakhiri kerusuhan yang melanda Gujarat tahun 2002 yang menewaskan hampir seribu orang, terutama warga Muslim.

Modi membantah tuduhan-tuduhan itu. Mahkamah Agung juga tidak menemukan bukti untuk mengadilinya.

Setelah ia semakin kuat di panggung politik nasional India tahun lalu, beberapa negara, termasuk Uni Eropa dan Australia, memulihkan hubungan dengan Modi.

Mantan Duta Besar India Untuk Amerika Lalit Mansingh mengatakan Amerika pastilah akan mengikuti trend itu.

Mansingh mengatakan, “Akan memalukan bagi Amerika jika tidak mengakui pemimpin yang terpilih secara demokratis. Belum ada yang mengatakan apakah ia akan terpilih atau tidak, tetapi kalau ia menang Amerika akan berada pada posisi yang tidak enak, dan inilah yang ingin dihindari Amerika.”

Amerika membatalkan visa Narendra Modi tahun 2005 berdasarkan UU dalam negeri yang melarang masuknya pejabat-pejabat asing yang bertanggungjawab dalam “pelanggaran serius kebebasan agama.”

Isu visa yang mengganjal itu tampaknya tidak dibahas, tetapi beberapa analis politik mengatakan pertemuan tersebut merupakan pertanda bahwa Amerika akan mengeluarkan visa bagi Modi kalau ia ingin berkunjung ke Amerika.

Kedutaan Amerika di India tidak berkomentar. Pihak kedutaan menyebut pertemuan itu merupakan bagian dari upaya menjangkau pemimpin-pemimpin senior partai politik utama di India sebelum pemilu mendatang. Pihak kedutaan mengatakan Duta Besar Nancy Powell tetap menekankan bahwa kemitraan Amerika-India adalah hal penting dan strategis.

Beberapa analis politik mengatakan pemboikotan Amerika sejak lama terhadap Modi tampaknya akan mengganggu hubungan antar kedua negara jika BJP berkuasa nanti.

XS
SM
MD
LG