Tautan-tautan Akses

Direktur IMF Peringatkan Risiko Kegagalan Kenaikan Pagu Utang AS


Direktur IMF, Christine Lagarde memperingatkan risiko bila pemerintah AS gagal menaikkan pagu utangnya (foto: dok).
Direktur IMF, Christine Lagarde memperingatkan risiko bila pemerintah AS gagal menaikkan pagu utangnya (foto: dok).

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde hari Minggu (13/10) mengatakan kegagalan untuk meningkatkan pagu utang akan memperbesar resiko resesi global lainnya.

Meski hari Senin (14/10) ini merupakan hari libur nasional “Columbus Day” di Amerika, beberapa anggota Kongres Amerika kembali mengadakan pertemuan untuk mengupayakan penyelesaian dua krisis keuangan yang melilit Amerika, yaitu : penghentian sebagian operasi pemerintah dan semakin dekatnya tenggat waktu untuk membayar utang kepada para kreditor.

Dalam sidang Kongres yang jarang dilakukan pada hari Minggu (13/10), pemimpin mayoritas Senat Harry Reid mengatakan ia optimis tentang perundingan antara partainya dan faksi Republik yang beroposisi untuk mengakhiri dua kebuntuan politik ini.

“Setiap orang di Kongres – dan saya rasa setiap warga Amerika –tahu, bahwa saya telah bertemu dengan Senator Mitch McConnel. Kami kembali berunding hari ini. Saya yakin anggota-anggota faksi Republik akan memperbolehkan pemerintah beroperasi kembali dan membuat Amerika bisa membayar utang-utangnya,” kata Reid.

Anggota-anggota faksi Demokrat dan Republik di Senat sedang berjuang keras mencapai kesepakatan agar Amerika bisa memperpanjang wewenang untuk meminjam uang untuk membayar utang-utangnya yang akan jatuh tempo hari Kamis. Jika wewenang itu tidak diperpanjang, maka Amerika tidak bisa meminjam uang untuk membayar para kreditornya dan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan lainnya.

Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi hari Minggu, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde mengatakan kegagalan untuk meningkatkan pagu utang akan memperbesar resiko resesi global lainnya.

Lagarde memperingatkan, “Kombinasi penghentian sebagian kegiatan pemerintah untuk sementara waktu dan – yang jauh lebih serius dan lebih merugikan – yaitu jika kenaikan pagu utang tidak tercapai, artinya tidak ada kepastian yang membuat orang yakin ekonomi berada dalam kondisi baik. Ini akan menciptakan begitu banyak ketidakpastian, begitu besar resiko kekacauan. Ekonomi Amerika kembali beresiko karena utang-utang negara besar ini tidak dihormati”.

Sewaktu para anggota Kongres berjuang mencapai kesepakatan, sekelompok demonstran hari Minggu berunjukrasa di Monumen Perang Dunia Kedua di Washington, yang secara resmi ditutup sejak 1 Oktober lalu. Ratusan pekerja National Park Service dan mereka yang mengoperasikan National Mall dirumahkan setelah Kongres gagal menyetujui RUU anggaran sementara.

“Coba saya tanya satu pernyataan sederhana: mengapa pemerintah federal menghabiskan anggaran untuk memasang barikade sehingga para veteran tidak bisa masuk ke monumen ini?” tanya Cruz.

Sejumlah demonstran menggotong barikade-barikade besi itu dari monumen tersebut ke Gedung Putih dan meletakkannya di luar pintu gerbang, dimuka polisi anti huru-hara.

Presiden Barack Obama dan faksi Demokrat menuntut Kongres meloloskan apa yang disebut “clean spending bill” atau RUU anggaran yang tidak disertai tuntutan ideologis atau syarat apapun, dan meningkatkan pagu hutang, sebelum merundingkan isu-isu lain – seperti pemangkasan anggaran dan program layanan kesehatan yang digagas Presiden Obama. Banyak anggota faksi Republik ingin berunding sebelum melakukan pemungutan suara tentang anggaran tersebut.
(VOA/Richard Green).
XS
SM
MD
LG