Tautan-tautan Akses

Dick Thompson, sosok Petani AS yang Bertani Tanpa Asuransi


Dengan melakukan diversifikasi pertanian, bertani dan beternak, Dick Thompson bisa melindungi bisnisnya tanpa asuransi pertanian (foto: dok).
Dengan melakukan diversifikasi pertanian, bertani dan beternak, Dick Thompson bisa melindungi bisnisnya tanpa asuransi pertanian (foto: dok).

Dick Thompson, petani di negara bagian Iowa, sudah puluhan tahun bertani tanpa perlu asuransi pertanian, yang umum dimiliki petani Amerika.

Panen jagung dan kedelai di seluruh bagian tengah Amerika tahun ini buruk akibat kekeringan yang melanda wilayah itu. Tetapi, kebanyakan petani Amerika tidak terlalu menderita, karena mereka punya asuransi pertanian yang disubsidi pemerintah untuk membantu menutup kerugian finansial mereka. Asuransi itu merupakan perangkat yang tidak dimiliki petani di negara berkembang.

Namun, Dick Thompson, 80 tahun, petani di Negarabagian Iowa, penghasil jagung terbesar di Amerika, tidak pernah punya asuransi pertanian sama sekali. Ia tidak nampak seperti layaknya petani-petani lain.

"Saya bertani dengan cara kuno, tetapi saya bangga," ujarnya.

Cara Thompson bertani sangat berbeda dari petani-petani lain di Iowa, dan cara itu berhasil. Ia mengatakan, lahan pertaniannya per hektar menghasilkan lebih banyak uang daripada yang dihasilkan petani-petani lain yang bertani secara modern.

"Hasil panen saya berlimpah," ujarnya.

Matt Liebman ingin tahu begaimana cara itu berhasil. Lahan penelitiannya di Universitas Negeri Iowa banyak meniru apa yang dilakukan Thompson.

Liebman menuturkan, "Alasan kami melakukan ini adalah untuk mengetahui apa yang dilakukannya."

Satu hal yang dilakukan Thompson adalah beternak sapi, padahal kebanyakan petani di Iowa sudah meninggalkan bisnis itu bertahun-tahun silam.

"Jika saya menjual sapi-sapi itu, saya sama saja seperti petani lain di daerah ini, petani jagung dan kedelai," papar Thompson.

Jagung dan kedelai memenuhi seluruh lahan pertanian Iowa.Kebanyakan petani tidak menanam yang lain-lain, sehingga ketika hasil panen buruk, seperti yang terjadi akibat kekeringan tahun ini, mereka mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi agar tidak bangkrut.

Thompson mengungkapkan, "Saya tidak pernah membeli polis asuransi pertanian sejak mulai bertani."

Ia melindungi bisnisnya dengan cara kuno. Selain bertanam jagung dan kedelai, ia juga bertanam rumput gajah dan sejenis gandum, serta beternak sapi dan babi.

"Menurut saya, kita harus melakukan diversifikasi pertanian agar tidak merugi. Jika satu panen gagal, masih ada yang lainnya yang bisa menutup kerugian itu," ujarnya.

Ternak sapi dan babi memberi lebih dari sekedar penghasilan bagi Thompson, karena menyediakan pupuk kandang untuk menyuburkan tanah. Jadi, Thomspon tidak perlu menggunakan pupuk kimia.

Pupuk kandang membantu tanah menahan air, bentuk perlindungan lain dalam musim kering, kata peneliti Universitas Negeri Iowa, Rick Cruse.

Liebman mengatakan, penelitiannya menunjukkan, Thompson memberi mereka pelajaran berharga.

"Dengan melakukan diversifikasi pertanian sambil beternak, dan menyuburkan tanah dengan pupuk kandang, menggunakan sebaik mungkin setiap tetes air hujan. Itu adalah pelajaran yang harus kita ketahui di sini dan juga di lain tempat," papar Liebman.

Thompson mengatakan, dengan cara bertaninya, semua akan beruntung. "Saya rasa ini adalah cara terbaik mengolah tanah dan menjaga lingkungan serta keuntungan finansial," ujarnya.

Ia mengatakan, cara kuno, masih merupakan cara bertani terbaik.

Recommended

XS
SM
MD
LG