Tautan-tautan Akses

Di Mana Penyebaran Zika Berikutnya?


Seorang petugas melakukan penyemprotan pestisida di lokasi ditemukannya kasus virus Zika di Singapura (1/9). (AP/Wong Maye-E)
Seorang petugas melakukan penyemprotan pestisida di lokasi ditemukannya kasus virus Zika di Singapura (1/9). (AP/Wong Maye-E)

Beberapa negara yang paling rentan termasuk India, China, Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan dan Bangladesh, menurut riset tersebut.

Para ilmuwan yang mencoba memperkirakan jalur penyebaran Zika mengatakan 2,6 miliar orang yang tinggal di Asia dan Afrika dapat berisiko terinfeksi, berdasarkan analisis baru mengenai pola perjalanan, iklim dan nyamuk di wilayah-wilayah tersebut.

Beberapa negara yang paling rentan termasuk India, China, Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan dan Bangladesh, menurut riset tersebut.

Para ahli memperingatkan bahwa studi itu mungkin menaksir terlalu tinggi jumlah orang yang berisiko karena mereka tidak tahu apakah Zika sudah ada di beberapa negara ini sebelumnya dan memungkinkan orang-orang membangun daya tahan tubuh.

Lebih dari dua pertiga orang-orang yang terinfeksi Zika tidak pernah sakit, dan gejala-gejalanya ringan bagi mereka yang jatuh sakit, jadi mungkin kasus-kasus itu tidak terlacak sistem-sistem pemantauan.

Meskipun Zika pertama kali diidentifikasi tahun 1947, virus tersebut tidak dianggap ancaman kesehatan besar sampai wabah besar di Brazil tahun lalu mengungkapkan bahwa Zika dapat mengakibatkan cacat lahir parah jika perempuan hamil terinfeksi.

Bulan Februari lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan penyebaran Zika sebagai darurat global, dan epidemi-epidemi telah muncul di sedikitnya 70 negara. Dalam beberapa minggu terakhir, virus ini telah membuat sakit lebih dari 100 orang di Singapura dan mulai menyebar di Florida, AS. Zika sebagian besar disebarkan oleh spesies nyamuk tropis tertentu, tapi juga dapat ditularkan lewat hubungan seks dan transfusi darah.

Para peneliti berharap studi baru mereka dapat membantu pihak-pihak berwenang melakukan rencana dini untuk menghindari dampak-dampak terburuk dari Zika.

"Bagi negara-negara dengan sumber daya terbatas, hal ini dapat membantu mereka menggunakan sumber-sumber daya yang ada seefisien mungkin," ujar Dr. Kamran Khan, dokter ahli penyakit menular dan ilmuwan di Rumah Sakit St. Michael di Toronto, penulis senior studi tersebut.

Untuk mengetahui kemungkinan penyebaran Zika selanjutnya, para peneliti mempelajari pola-pola perjalanan orang dari wilayah-wilayah yang terinfeksi di benua Amerika ke Afrika dan Asia dan mengevaluasi kondisi-kondisi lokal, termasuk populasi nyamuk. Mereka menggunakan penyebaran virus terkait, dengue, sebagai model untuk Zika karena spesies nyamuk yang sama menyebarkan kedua penyakit tersebut. Dengue tidak menyebar lewat hubungan seks, seperti Zika, tapi nyamuk-nyamuk menyebabkan mayoritas kasus Zika secara global.

Studi tersebut diterbitkan secara daring pada hari Kamis (1/9) di jurnal Lancet. [hd]

XS
SM
MD
LG