Tautan-tautan Akses

Dewan Pemilih Proyeksikan Hillary Clinton Unggul


Clinton diperkirakan unggul dalam perolehan suara di negara-negara bagian yang menentukan hasil pemilu (foto; dok).
Clinton diperkirakan unggul dalam perolehan suara di negara-negara bagian yang menentukan hasil pemilu (foto; dok).

Calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton diproyeksikan unggul tipis dari pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump.

Demikian hasil berbagai survei politik nasional tentang kecenderungan pemilih. Tetapi, menurut analis, Clinton unggul dalam perolehan suara di negara-negara bagian yang sebenarnya akan menentukan hasil pemilu nasional November nanti.

Hasil jajak pendapat dalam sebulan ini rata-rata menunjukkan Clinton, mantan menteri luar negeri, memperoleh 44,6 persen dibandingkan 42,6 persen dukungan bagi Trump, taipan real estate New York. Tetapi pemilihan presiden Amerika tidak ditentukan langsung oleh suara rakyat dalam pemilu nasional melainkan oleh electoral college atau dewan pemilih.

Masing-masing dari 50 negara bagian di Amerika menentukan hasil pemilu berdasar jumlah penduduk, serta jumlah senator dan anggota DPR di Kongres. Jadi, mungkin saja seorang calon presiden kalah dalam perolehan suara rakyat dalam pemilu nasional, seperti terjadi tahun 2000 terhadap Presiden George W. Bush, tetapi ia tetap menjadi presiden karena meraih lebih banyak suara dari dewan pemilih.

Dewan pemilih terdiri atas 538 orang. Untuk menjadi presiden, dibutuhkan mayoritas 270 suara dari mereka.

Lima media berita di Amerika dan analis politik independen mengatakan Clinton, yang berusaha menjadi perempuan presiden Amerika pertama, unggul dalam proyeksi dewan pemilih.

Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas pemilih tidak senang pada Clinton maupun Trump, tetapi mereka lebih tidak senang Trump daripada Clinton.[ka/al]

XS
SM
MD
LG