Tautan-tautan Akses

Dengan Alat Teknologi Tinggi, Petani Bisa Raup Untung Lebih Besar


Former Lagos State Gov. Babatunde Fashola
Former Lagos State Gov. Babatunde Fashola

Petani semakin mengandalkan teknologi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan hasil panen dan keuntungan.

Dengan mesin berteknologi tinggi, petani juga mencoba layanan agribisnis yang menjanjikan menambah keuntungan petani.

Pertanian Finfrock memiliki 3.200 hektar jagung dan kedelai di Illinois tengah. Bisnis ini adalah bisnis keluarga, pasangan suami-istri menjalankan bisnis ini hanya dengan anak laki-laki mereka dan seorang pekerja.

Untuk bercocok tanam di lahan yang besar ini dengan hanya 4 orang, keluarga Finfrocks ini menggunakan beberapa peralatan canggih.
Seorang petani menggunakan program FieldScripts milik Monsanto untuk bercocok tanam. (Foto courtesy Monsanto)
Seorang petani menggunakan program FieldScripts milik Monsanto untuk bercocok tanam. (Foto courtesy Monsanto)
Traktor tersebut disambungkan dengan sebuah penanam yang bisa menyemai 48 baris secara bersamaan, yaitu 24 meter sepetak, dalam sekali jalan. Di jalan yang lurus, traktor bisa berjalan sendiri.

Tetapi Shelley Finfrock berkata bahwa ada satu hal yang tidak bisa dikontrol oleh teknologi.

Melacak Curah Hujan

“Cuaca mungkin adalah hal yang paling penting, dan yang paling susah dikontrol,” katanya.

Finfrock berkata bahwa cuaca mempengaruhi semua aspek pekerjaan seorang petani: dari kesuburan tanah, gulma dan hama, sampai panen dan keuntungan.

Tanah di lahan di belakang rumah keluarga Finfrock terlihat kering. Tapi di bawah permukaannya, ada cukup embun untuk biji jagung tumbuh.

Masalahnya, curah hujan sangatlah bervariasi, bahkan dari lahan ke lahan. Dan karena lahan keluarga Finfrock tersebar di 5 daerah yang berbeda, mereka dapat membuang waktu banyak untuk datang ke satu lahan dan mendapati bahwa lahan tersebut tidak bisa ditanami.

Jadi, selama satu tahun terakhir, Finfrock telah menguji coba layanan online bernama Climate Basic.

Setiap pagi, sekitar jam 4:15, layanan tersebut mengirim teks yang berisi ladang-ladang keluarga Finfrock dan memberitahu seberapa banyak hujan tiap ladang dapat selama 24 jam terakhir.

“Kami mempunyai sebuah kebun satu mil dari tempat ini, dan program ini memberitahu saya bahwa kebun itu sedang kering, walaupun di sini kita baru turun hujan sekitar setengah inci,” katanya. “Jadi ini adalah alat yang cukup bagus untuk dipakai.”

Tetapi dibutuhkan data banyak untuk memberikan informasi cuaca yang mendetil kepada para petani.

“Setiap hari kami berurusan dengan lebih dari 10 juta poin untuk hujan, yang diperbarui setiap satu jam sekali,” kata Tristan D’Orgeval, developer Climate Basic yang bekerja dengan Climate Corporation.

Ia berkata bahwa perusahaannya menggunakan data dari Layanan Cuaca National (NWS) dan sumber daya lain, beberapa publik dan beberapa swasta. “Termasuk radar, pengukur hujan dan satelit, untuk mendapatkan gambar curah hujan dari tiap ladang.”

Penasihat pertanian

Climate Corporation telah menetapkan sebuah tujuan mulia: membantu “semua orang di dunia dan bisnis untuk mengatasi dan beradaptasi dengan pergantian cuaca.

Versi “Pro” yang mengharuskan pengguna membayar, baru saja dirilis tahun ini. Versi ini bertujuan untuk memberi petani nasihat tentang aspek-aspek kerja mereka: apa yang harus ditanam, kapan harus memberi pupuk dan pestisida, dan berapa banyak uang yang mereka bisa harapkan dari panen mereka.

Memberikan saran tentang pertanian bukanlah hal baru. Orang-orang seperti Eric Gordon telah melakukan hal ini untuk waktu yang lama.

“Pada musim panen, saya biasanya bicara dengan beberapa petani saya 2-3 kali sehari. Bisnis ini adalah bisnis dengan orang-orang,” katanya tentang beberapa teman kerja lamanya, yang khawatir teknologi akan membuat penasihat pertanian tidak laku lagi. Tetapi, Gordon tidak setuju.

“Saya tidak melihatnya sebagai pengganti. Saya melihatnya sebagai alat untuk membuat kita lebih baik, lebih efisien,” katanya.

D’Orgeval dari Climate Corporation juga setuju. Ia berkata bahwa rekayasa komputer hanya sebaik data yang orang-orang masukkan kedalamnya. Itu berarti perusahaan perlu informasi detil dari tiap perkebunan, hal-hal yang hanya diketahui oleh petani.

“Itulah alasan kenapa saya pikir sangatlah penting bagi kita untuk mempunyai petunjuk dan prinsip yang jelas tentang apa yang akan kita lakukan dengan data-data dari petani,” katanya, dan menambahkan bahwa Climate Corporation merahasiakan informasi tersebut.


Kekhawatiran privasi

Tetapi Shelley Finfrock khawatir tentang seberapa banyak data yang seharusnya ia beri tahu.

“Karena adanya kompetisi, dan karena ada yang mengawasi,” katanya

Yang ia maksud adalah Monsanto, raksasa benih biotek yang membeli Climate Corporation musim gugur lalu senilai kurang lebih sampai 1 milyar dollar.

Walaupun khawatir data mereka mungkin disalahgunakan, semakin banyak petani yang mau mengambil resiko.

Menurut Monsanto, mereka sudah menggunakan Climate Pro untuk lebih dari 400.000 hektar. Dan perusahaan ini berencana untuk tetap memperluas jasanya: dari jagung ke kacang kedelai, dan ke tanaman lain, di dalam dan luar Amerika.
XS
SM
MD
LG