Tautan-tautan Akses

Demonstran Hong Kong Bertekad Lanjutkan Protes


Seorang demonstran pro-demokrasi minum air di tendanya yang memblokade Jalan Nathan Road sebagai bagian dari protes 'Occupy Central' di distrik perbelanjaan Mongkok di Hong Kong, Rabu (12/11).
Seorang demonstran pro-demokrasi minum air di tendanya yang memblokade Jalan Nathan Road sebagai bagian dari protes 'Occupy Central' di distrik perbelanjaan Mongkok di Hong Kong, Rabu (12/11).

Demonstran di Hong Kong bertekad melanjutkan protes di jalan-jalan, sementara sejumlah tokoh pro-demokrasi berjanji menyerahkan diri kepada polisi sebagai bentuk penghormatan terhadap hukum di sana.

Presiden China Xi Jinping hari Rabu (12/11) menyebut demonstrasi saat ini di Hong Kong "ilegal" dan mengatakan "hukum dan ketertiban harus dijaga."

Komentar tersebut adalah petunjuk terbaru bahwa kesabaran China kian menipis menghadapi gelombang demonstrasi itu. Di kalangan demonstran, ada kecemasan pihak berwenang akan mulai menerapkan perintah pengadilan untuk mengosongkan lokasi-lokasi protes dalam beberapa hari mendatang.

Pa Sha, seorang demonstran dari LSM Socialist Action, berada di tenda demonstran di Hong Kong tengah. Katanya, demonstrasi akan berlanjut bahkan jika polisi berhasil mengosongkan jalan-jalan.

"Mungkin akan ada penurunan jumlah massa, tetapi pada akhirnya gerakan ini akan mencuat lagi. Seperti saya katakan, mungkin akan kembali mencuat ketikadewan legislatif melakukan voting berikutnya tentang reformasi pemilu," ujar Pa Sha.

Pemerintah Hong Kong memperoleh perintah pengadilan untuk mengosongkan lokasi-lokasi demonstrasi. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah mengatakan "polisi siap memberlakukan hukum, termasuk melakukan penangkapan."

Minggu ini, tiga pemimpin gerakan "Occupy Central" -- salah satu kelompok utama dibalik demonstrasi itu -- mengatakan akan menyerahkan diri kepada polisi sebagai bentuk protes tetapi tetap menghormati hukum.

Terlepas dari apapun yang terjadi dalam beberapa hari mendatang, para aktivis pro-demokrasi di Hong Kong mengatakan siap melanjutkan gerakan itu hingga tahun depan ketika parlemen Hong Kong membahas proposal China mengenai reformasi pemilu.

Emily Lau, anggota parlemen Hong Kong dari Partai Demokrat, mengatakan, "Pemerintah belum mengatakan kapan akan mengajukan proposal itu untuk dibahas. Mungkin musim semi atau musim panas tahun depan, jadi masih lama."

Sebuah jajak pendapat Universitas Hong Kong minggu ini mengindikasikan 70 persen demonstran yakin protes tersebut harus dilanjutkan, sedangkan 79 persen warga Hong Kong yang non-demonstran berpendapat para aktivis itu sebaiknya menyudahi protes.

Lau mengatakan skala gerakan demonstrasi itu melampaui perkiraan awal pemerintah atau bahkan para demonstran itu sendiri. Ia mengatakan tindakan keras polisi sebelumnya yang menggunakan gas airmata terhadap demonstran malah membuat ratusan ribu orang lainnya ikut bergabung dalam protes tersebut, sehingga memperbesar kemungkinan bentrok di masa depan.

Recommended

XS
SM
MD
LG