Tautan-tautan Akses

China, Vietnam Saling Tuduh soal Insiden di Laut China Selatan


Kapal China (kiri) dan Vietnam terlibat konfrontasi di perairan Laut China Selatan yang disengketakan kedua negara, Rabu (7/5).
Kapal China (kiri) dan Vietnam terlibat konfrontasi di perairan Laut China Selatan yang disengketakan kedua negara, Rabu (7/5).

Beijing mengatakan Vietnam terus mengirim kapalnya ke perairan sengketa Laut China Selatan dan mengancam personil China.

Sehari sesudah kapal Vietnam dan China dikabarkan saling berhadapan di dekat anjungan pengeboran minyak China di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan, Beijing mengatakan Vietnam terus mengirim kapalnya ke perairan itu mengancam personil China.

Pemerintah Vietnam tidak mengeluarkan pernyataan resmi mengenai konfrontasi di dekat anjungan pengeboran minyak China hari Kamis (8/5) itu. Tetapi media pemerintah menerbitkan laporan panjang- lebar.

"(Militer) Vietnam akan membalas jika kapal China terus menyenggol dan menyerempet kapal Vietnam," kata suratkabar paling populer di Vietnam 'Tuoi Tre' pada halaman depannya.

​Banyak suratkabar menonjolkan liputan konfrontasi itu di media internasional, menandaskan apa yang dipandang sebagai agresi China dan klaim Vietnam sebagai yang berdaulat atas serumpun pulau di perairan yang disengketakan itu.

Di Beijing, wakil menteri luar negeri Cheng Guoping mencoba tidak membesar-besarkan insiden itu dengan menegaskan yang terjadi itu bukanlan satu ‘bentrokan’ dan bahwa kedua negara akan dapat menyelesaikannya lewat perundingan.

Cheng Guoping mengatakan, kedua pihak adalah tetangga bersahabat dan kerjasama yang bersahabat merupakan kepentingan pokok kedua negara.

Namun, Yi Xianliang, direktur jenderal Kementerian Luar Negeri kemudian mengatakan kepada wartawan dalam satu taklimat khusus di Beijing bahwa pemerintahnya ‘terkejut’ oleh perilaku Vietnam dan kapal China mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri.

Yi mengatakan, Vietnam menambah kapalnya di perairan itu dan tindakan itu dipandang mengancam personil China. China, katanya, membutuhkan tingkat kekuatan tertentu untuk menjaga kelancaran operasi pengeboran minyaknya di sana.

Baru saja pekan lalu China mengumumkan telah memangkalkan anjungan pengeboran minyak milik negara di dekat Kepulauan Paracels 220 KM dari pantai Vietnam – kawasan sama yang diklaim Vietnam sebagai zona ekonomi ekslusifnya. Anjungan bernilai satu miliar dolar itu adalah milik perusahaan minyak negara China. Menurut China anjungan itu jelas beroperasi di dalam batas perairannya.

Sementara itu di Washington hari Rabu, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan keputusan China memangkalkan anjungan pengeboran minyak di perairan yang disengketakan itu ‘provokatif dan meningkatkan ketegangan’.

Dalam kunjungan di Hanoi hari Kamis, asisten menteri luar negeri Amerika, Daniel Russel mendesak kedua negara ‘mengekang diri dari melakukan tindakan sepihak’ sambil menambahkan bahwa ekonomi dunia terlalu rapuh untuk membiarkan terjadi krisis yang dapat berkembang menjadi konflik.

Russel mengatakan, tiap negara berhak membela posisi dan klaim kedaulatan atas sesuatu wilayah. Amerika, katanya, tetap berpendirian bahwa pembelaan harus lewat saluran diplomatik dan cara mengajukan sesuatu klaim mesti sesuai dengan hukum internasional termasuk Konvensi PBB dan Hukum Laut.

Recommended

XS
SM
MD
LG