Tautan-tautan Akses

China Lakukan Diskriminasi terhadap Kaum LGBT


Seorang pengusaha internet, Ling Jueding (tengah) berpose sebelum melakukan perkawinan sesama jenis dengan partnernya di Beijing (foto: dok). Kaum LGBT masih mendapatkan perlakuan diskriminatif di China.
Seorang pengusaha internet, Ling Jueding (tengah) berpose sebelum melakukan perkawinan sesama jenis dengan partnernya di Beijing (foto: dok). Kaum LGBT masih mendapatkan perlakuan diskriminatif di China.

Menurut Badan Pembangunan PBB (UNDP), 95 % kaum lesbian, gay, minoritas seksual dan gender lainnya di China menyembunyikan orientasi mereka karena khawatir akan menghadapi diskriminasi dan gangguan sosial.

Setelah melakukan survei besar-besaran yang mencakup 30 ribu orang, Badan Pembangunan PBB (UNDP) mengatakan diskriminasi terhadap orang-orang gay dan minoritas seksual dan gender lainnya tidak hanya terbatas pada pekerjaan dan pendidikan saja tapi meluas ke kantor-kantor pemerintah dan sistem pengadilan.

Laporan itu keluar hanya beberapa hari setelah pengadilan China menolak tuntutan diskriminasi gender pertama yang diajukan oleh seorang trangender yang mengeluh ia dipecat dari pekerjaan karena orientasi dirinya. Majikan orang itu mengatakan kepada pengadilan tenaga kerja bahwa cara berpakaian penggugat akan berdampak negatif bagi perusahaan itu.

UNDP menambahkan kekerasan fisik dan emosional masih menjadi kenyataan khususnya dilingkungan keluarga, diskriminasi terus merugikan pekerjaan orang-orang LGBTI (lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks), memperkecil prospek karir dan potensi belajar mereka di sekolah-sekolah.

Badan PBB itu juga mengecam pemerintah. UNDP mengatakan, “China masih belum mempunyai kebijakan atau UU yang mengakui minoritas seksual dan gender atau melindungi mereka dari diskriminasi dan perlakuan tidak adil karena identitas gender atau orientasi seksual mereka.”

Hanya sekitar lima persen dari monoritas gender yang mengungkap orientasi seksual mereka di luar dari lingkungan keluarganya. Bahkan dalam keluarga sendiri “tidak lebih dari 15 % yang punya keberanian untuk melakukannya” kata laporan itu.

Salah seorang pengguna Sina Weibo, situs seperti Twitter yang paling banyak diikuti di negara itu menyerukan sebuah referendum mengenai apakah orang-orang LGBTI perlu mendapat perlindungan dan dukungan di China dan meminta PBB untuk membantu pelaksanaan referendum.

Orang-orang LGBTI sering ditekan oleh keluarga untuk menjalani “terapi perubahan” di mana kejutan listrik sering digunakan dan harapannya, mereka akan “normal” kembali. Terapi-terapi itu juga termasuk operasi bedah yang menyakitkan dan mahal atau serangkaian suntikan yang menyebabkan mereka lemah dan kehilangan orientasi.

Tapi survei UNDP mengatakan ada harapan bagi orang-orang LGBTI karena generasi muda China lebih liberal dan umumnya menerima fakta keragaman gender. [my/jm]

XS
SM
MD
LG