William Potts – warga Amerika yang pernah menjadi militan dan membajak sebuah pesawat terbang ke Kuba hampir 30 tahun lalu, telah kembali ke tanah air dengan harapan bisa menyelesaikan tuduhan-tuduhan kriminal yang masih dihadapinya di Amerika.
William Potts pernah menjadi anggota kelompok nasionalis gelap yang disebut “Black Panthers” ketika ia membajak pesawat berpenumpang 56 orang untuk terbang ke Havana. Ketika itu adalah era di mana keamanan udara kurang ketat dan beberapa pembajak Amerika kerap mencari jalan menuju ke Kuba.
William Potts yang kini berusia 56 tahun mengira ia akan disambut di negara kepulauan, yang letaknya tidak jauh dari pesisir selatan Amerika. Sebaliknya ia segera dituntut bersalah melakukan pembajakan pesawat udara dan dihukum selama 13 tahun di penjara Kuba. Begitu dibebaskan, ia menikahi seorang wanita Kuba dan memiliki dua anak perempuan.
Pasangan tersebut sejak itu bercerai dan kedua putrinya kini tinggal di Amerika, yang mendorong William Potts untuk berunding dengan pihak berwenang Amerika untuk menyewa pesawat dari Havana ke Miami – Florida. Setelah mendarat hari Rabu ini, William Potts pun ditangkap.
Sebelum meninggalkan Havana, Potts mengatakan ia ingin reuni dengan keluarganya di Amerika.
Tetapi Potts mengakui bahwa ia tidak membuat kesepakatan apapun dengan pihak berwenang Amerika tentang nasibnya sekembali ke tanah air. Ia menambahkan ia berharap hukuman penjara yang dijalaninya di Kuba akan membatasi hukuman lebih jauh di Amerika. Potts juga mengatakan ia berniat kembali menetap di Kuba begitu tuduhan-tuduhan kriminal di Amerika diselesaikannya.
William Potts pernah menjadi anggota kelompok nasionalis gelap yang disebut “Black Panthers” ketika ia membajak pesawat berpenumpang 56 orang untuk terbang ke Havana. Ketika itu adalah era di mana keamanan udara kurang ketat dan beberapa pembajak Amerika kerap mencari jalan menuju ke Kuba.
William Potts yang kini berusia 56 tahun mengira ia akan disambut di negara kepulauan, yang letaknya tidak jauh dari pesisir selatan Amerika. Sebaliknya ia segera dituntut bersalah melakukan pembajakan pesawat udara dan dihukum selama 13 tahun di penjara Kuba. Begitu dibebaskan, ia menikahi seorang wanita Kuba dan memiliki dua anak perempuan.
Pasangan tersebut sejak itu bercerai dan kedua putrinya kini tinggal di Amerika, yang mendorong William Potts untuk berunding dengan pihak berwenang Amerika untuk menyewa pesawat dari Havana ke Miami – Florida. Setelah mendarat hari Rabu ini, William Potts pun ditangkap.
Sebelum meninggalkan Havana, Potts mengatakan ia ingin reuni dengan keluarganya di Amerika.
Tetapi Potts mengakui bahwa ia tidak membuat kesepakatan apapun dengan pihak berwenang Amerika tentang nasibnya sekembali ke tanah air. Ia menambahkan ia berharap hukuman penjara yang dijalaninya di Kuba akan membatasi hukuman lebih jauh di Amerika. Potts juga mengatakan ia berniat kembali menetap di Kuba begitu tuduhan-tuduhan kriminal di Amerika diselesaikannya.
