Tautan-tautan Akses

Brazil Ingin Buat Piala Dunia Ramah Lingkungan


Stadion sepakbola Arena da Baixada di Curitibia, Brazil, yang dibantun kembali untuk Piala Dunia 2014. (Reuters/Rodolfo Buhrer)
Stadion sepakbola Arena da Baixada di Curitibia, Brazil, yang dibantun kembali untuk Piala Dunia 2014. (Reuters/Rodolfo Buhrer)

Kota-kota penyelenggara Piala Dunia 2014 di Brazil mengatakan perubahan iklim menjadi pertimbangan mereka dalam perencanaan penyelenggaraan acara olahraga itu.

Turnamen sepakbola Piala Dunia semakin lama semakin sarat karbon. Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memperhitungkan turnamen di Brazil tahun ini akan melepas 2.72 juta ton karbon dioksida ke atmosfer atau 1 juta ton lebih banyak dari yang dilepas Piala Dunia di Afrika Selatan pada 2010.

Para pihak terkait sekarang ini sedang mencari cara bagaimana mengaitkan kekhawatiran-kekhawatiran akan perubahan iklim ke dalam penyelenggaraan Piala Dunia.

Dewan Pariwisata Brazil mengatakan pihaknya memperkirakan para pelancong akan menghabiskan US$10,4 miliar selama Piala Dunia tahun. Namun, pemasukan ini menimbulkan dampak pada lingkungan. Bagian terbesar dari gas yang memerangkap hawa panas akan berasal dari perjalanan udara yang dilakukan penonton maupun pemain dari dan ke 12 stadion tempat 64 pertandingan diadakan.

Pada sebuah pertemuan di Johannesburg bulan ini, para walikota dari beberapa kota besar di dunia bertemu untuk membahas tantangan-tantangan unik tersebut, terutama perubahan iklim di daerah perkotaan.

Gustavo Fruet, walikota Curitiba, salah satu kota di Brazil yang menjadi tuan rumah pertandingan, mengatakan kepada VOA, penghijauan termasuk dalam persiapan yang dilakukan Curitiba.

Penyelenggara Piala Dunia sekarang mulai menyadari bahwa merebut Piala Dunia hanya sebagian dari kemenangan – yang sebagian lagi adalah membuat peristiwa olahraga terbesar itu sebisa mungkin ramah lingkungan.
XS
SM
MD
LG