Tautan-tautan Akses

Militer Mesir Patroli Kawasan Sinai pasca Serangan Bom Mobil


Tentara Mesir melakukan patroli di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza untuk mencegah penyelundupan senjata dari Gaza ke kelompok jihadis di semenanjung Sinai (foto: dok).
Tentara Mesir melakukan patroli di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza untuk mencegah penyelundupan senjata dari Gaza ke kelompok jihadis di semenanjung Sinai (foto: dok).

Setidaknya 10 tentara tewas di Semenanjung Sinai di Mesir Rabu (20/11), dalam serangan terbaru di wilayah di mana pihak militer Mesir berusaha menumpas pemberontakan jihadis yang terus meluas.

Para saksi mata mengatakan helikopter-helikopter Angkatan Darat Mesir melakukan patroli di atas wilayah Sinai utara, menjelajahi kawasan di mana sebuah bom mobil meledak Rabu pagi, menewaskan 10 tentara. Itu merupakan serangan terburuk sejak gerilyawan-gerilyawan menyerang sebuah bus polisi bulan Agustus, menewaskan 25 polisi.

Juru bicara militer Kolonel Ahmed Mohamed Ali mengecam apa yang disebutnya "terorisme jahat." Ia bertekad militer akan melanjutkan "perang" terhadap militan Islamis. Perdana Menteri sementara Hazem el-Beblawi menyebut serangan itu "dosa terang-terangan" dan mengatakan pemerintah sedang mempelajari cara-cara untuk melawan.

Rincian tepat tentang pemboman masih belum jelas karena wartawan asing tidak diizinkan melakukan perjalanan ke Sinai utara dan jaringan ponsel, telepon biasa dan internet masih diputus. TV Al–Arabiya melaporkan bahwa tentara yang tewas itu sedang kembali ke pos perbatasan Rafah setelah liburan singkat.

Kelompok militan Islamis yang menyebut dirinya Beit al-Maqdis, yang terdiri dari para militan dari Sinai utara dan Jalur Gaza, mengunggah sebuah video kemarin dan mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap markas besar keamanan Mesir di Sinai selatan bulan lalu. Masih belum jelas apakah kelompok itu bertanggung jawab atas serangan hari Rabu.

Dalam video lainnya yang diunggah baru-baru ini, pemimpin Al-Qaida Ayman Zawahiri mengecam apa yang disebutnya "militer Mesir yang sekuler," dan menyalahkan mereka karena menggulingkan Presiden Islamis Mohamed Morsi dan tindakan pertumpahan darah lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Ia juga mengklaim bahwa militer Mesir bertanggung jawab atas sejumlah kekalahan besar melawan Israel.

Kelompok Ikhwanul Muslimin mengatakan menentang tindak kekerasan, tapi seorang pemimpin tertingginya, Essam el-Arian mengatakan kepada para pendukungnya dalam sebuah video yang beredar luas bahwa "kekerasan di Sinai akan berhenti, segera setelah Presiden Morsi dikembalikan ke jabatannya semula." Morsi kini berada dalam penjara menunggu persidangan atas tuduhan menghasut kekerasan terhadap para demonstran bulan Desember lalu.
XS
SM
MD
LG