Tautan-tautan Akses

Bayi yang Lahir Lewat Operasi Caesar Rawan Asma dan Alergi


Bayi yang lahir lewat operasi caesar, menurut sebuah penelitian, saat lahir rentan terhadap paparan bakteri yang dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari.
Bayi yang lahir lewat operasi caesar, menurut sebuah penelitian, saat lahir rentan terhadap paparan bakteri yang dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari.

Kelahiran melalui operasi caesar meningkat di seluruh dunia. Banyak pakar memandang ini sebagai fenomena yang berbahaya. Sebuah studi memantau perbedaan yang muncul pada bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar.

Jumlah kelahiran melalui operasi caesar meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ada kalanya, operasi itu dilakukan karena alasan medis. Tapi dalam kasus-kasus lain, para ibu hamil merasa lebih nyaman mengetahui kapan bayi mereka akan lahir. Bagi sebagian calon ibu, melahirkan lewat operasi adalah cara melahirkan yang modern.

Para dokter juga suka dengan kepastian tersebut. Selain itu, perusahaan asuransi serta rumah-rumah sakit biasanya mengenakan tarif yang lebih tinggi bagi kelahiran dengan operasi caesar.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mensurvei rumah sakit dan klinik bersalin di sembilan negara Asia awal tahun ini dan menemukan 27 persen persalinan dilakukan lewat operasi aesar. Bahkan, setengah dari kelahiran di Tiongkok dilakukan melalui cara ini. Tapi, juga ditemukan juga lebih banyak kematian dan komplikasi kalau perempuan menjalani operasi caesar yang tidak diperlukan.

Penelitian lain menunjukkan bayi-bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar lebih mudah terserang asma dan alergi.

Sebuah studi baru yang meskipun kecil tapi menarik telah dilakukan untuk mencari tahu apakah metode melahirkan mempengaruhi kesehatan bayi. Seorang pemimpin penelitian itu, Elizabeth Costello yang bekerja di Universitas of Colorado menjelaskan, "Kami memantau dampak cara melahirkan itu dari bakteri pertama yang menyerang bayi. Kami mengambil sampel dari bayi-bayi beberapa detik atau menit setelah mereka dilahirkan." Dengan kata lain, penelitian mengumpulkan sampel bakteri tersebut segera setelah proses kelahiran.

Costelo bersama peneliti lainnya Maria Dominguez-Bello dari Universitas Puerto Rico mengambil sampel bakteri dari ibu dan bayi sebelum dan sesudah melahirkan. Ibu yang melahirkan normal menyebarkan campuran bakteri yang unik yang berasal dari vagina ke bayinya.

"Ini berbeda dengan bayi yang dilahirkan lewat operasi caesar yang terpapar kumpulan bakteri mirip kulit manusia tapi bukan berasal dari ibunya," ujar Dominguez-Bello.

Para peneliti menduga bayi yang dilahirkan secara caesar mungkin mendapatkan campuran bakteri dari udara, satu cara bakteri menempel pada kulit manusia.

Belum jelas apakah perbedaan jenis bakteri itu menyebabkan bayi yang dilahirkan normal, kurang beresiko terkena asma dan alergi tapi perbedaan ini bisa diteliti lebih lanjut. Castello mengatakan mereka memperkirakan studi tentang hal itu akan berlanjut apalagi test DNA sekarang lebih murah dan lebih cepat hasilnya.

Ketika ditanya apakah melahirkan normal lebih baik dari caesar, Castello menjawab, "Saya berpendapat studi mengenai perbedaan yang kami temukan perlu dilanjutkan untuk melihat apakah perbedaan itu mengakibatkan penyakit-penyakit asma dan alergi."

Hasil riset Elizabeth Costelo dipublikasikan secara online oleh Proceedings of the National Academy of Sciences (VOA/Budi Setiawan).

XS
SM
MD
LG