Tautan-tautan Akses

Kunjungi Masjid, Obama akan Tegaskan Lagi Kebebasan Beragama di AS


Komplek masjid dan sekolah "Al-Rahmah" milik the Islamic Society of Baltimore (ISB) di kota Baltimore, Maryland yang akan dikunjungi Presiden Barack Obama Rabu 3/2 ini (foto: dok).
Komplek masjid dan sekolah "Al-Rahmah" milik the Islamic Society of Baltimore (ISB) di kota Baltimore, Maryland yang akan dikunjungi Presiden Barack Obama Rabu 3/2 ini (foto: dok).

Presiden Obama akan menghadiri diskusi dengan para pemimpin Muslim AS Rabu (3/2) untuk mendengar keprihatinan mereka, dan kemudian akan berbicara kepada khalayak yang lebih luas di masjid kota Baltimore.

Dari Kairo, Mesir, ke Istanbul, Turki, dan juga ke Jakarta, Indonesia, Presiden Barack Obama telah mengunjungi banyak masjid di seluruh dunia selama tujuh tahun menjabat sebagai pemimpin Amerika Serikat.

Untuk pertama kalinya dalam masa jabatan kepresidenannya, Obama akan mengunjungi sebuah masjid di AS, guna bertemu dengan para Muslim-Amerika di the Islamic Society of Baltimore (ISB) pada hari Rabu (2/2).

"Ini adalah kesempatan untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada komunitas Muslim AS bahwa Presiden Amerika Serikat akan tegas membela hak Anda di negara ini untuk beribadah kepada Tuhan sesuai dengan tradisi dan warisan Anda," juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Selasa (2/2).

Presiden AS Barack Obama (kanan) dan ibu negara Michelle Obama bersama Imam Masjid Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Jakarta, 28 Maret 2012 (foto: dok).
Presiden AS Barack Obama (kanan) dan ibu negara Michelle Obama bersama Imam Masjid Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Jakarta, 28 Maret 2012 (foto: dok).

Obama akan menghadiri diskusi dengan para pemimpin Muslim AS Rabu (3/2) untuk mendengar keprihatinan mereka dan "apa yang ada di pikiran mereka," sebelum berbicara kepada khalayak yang lebih luas di masjid Baltimore, kata Earnest.

"Ini akan menjadi kesempatan untuk melakukan dua hal penting," tambahnya. "Yang pertama adalah untuk menegaskan peran penting Muslim Amerika dalam masyarakat Amerika, dan untuk menegaskan keyakinan kita terhadap prinsip kebebasan beragama."

Melawan retorika anti-Muslim

Kunjungan pertama Obama ke sebuah masjid di AS itu dilakukan di tengah kampanye presiden, di mana kandidat Capres partai Republik Donald Trump menyerukan pendataan terhadap warga Muslim dan diberlakukannya larangan sementara terhadap imigran Muslim untuk memasuki Amerika Serikat, menyusul serangan teroris di San Bernardino, California tanggal 2 Desember lalu.

Sementara banyak politisi Partai Republik terkemuka, termasuk Senator John McCain dan sesama bakal calon presiden Jeb Bush, mengutuk usulan Trump soal larangan terhadap imigran Muslim tersebut, bakal Capres partai Republik lainnya, Ben Carson tahun lalu mengatakan bahwa seorang Muslim tidak layak untuk menjadi Presiden AS.

"Saya tidak akan menganjurkan bahwa kita menempatkan seorang Muslim (sebagai Presiden) yang memegang tanggung jawab atas bangsa Amerika," kata Carson dalam sebuah wawancara pada acara stasiun TV NBC "Meet the Press" pada September 2015.

Obama belum menanggapi komentar anti-Muslim oleh para kandidat Capres AS secara langsung, namun telah berbicara secara luas menentang retorika (anti Muslim) tersebut pada beberapa kesempatan, termasuk yang baru saja dilakukannya pada pidato kenegaraan bulan lalu.

Dia menyerukan kepada warga Amerika untuk menolak politik yang menargetkan seseorang berdasarkan perbedaan ras atau agama.

Obama meminta warga Amerika untuk menolak politik yang menargetkan orang-orang karena ras atau agama.

"Ketika para politisi menghina warga Muslim, apakah itu terjadi di luar negeri atau dilakukan oleh sesama warga AS, atau ketika sebuah masjid dirusak, dan anak-anak dipanggil dengan 'julukan negatif' (diskriminatif), hal itu tidak membuat kita lebih aman. Itu adalah sesuatu yang jelas salah," tegas Obama pada pidato kenegaraan 13 Januari lalu.

Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest (foto: dok).
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest (foto: dok).

Muslim harus bisa menjalankan agama (ibadah) mereka tanpa mengalami gangguan dari pemerintah atau menjadi sasaran retorika kampanye yang memecah belah, kata Earnest.

"Kita telah melihat adanya tanda-tanda yang mengkhawatirkan pada beberapa (kampanye) politisi Partai Republik yang mencoba untuk meminggirkan para warga Muslim-Amerika yang taat hukum dan patriotik," tambah Earnest. "Dan itu adalah tindakan yang ofensif (menyinggung warga Muslim)."

Berkolaborasi dengan komunitas Muslim

Organisasi-organisasi Muslim-Amerika telah lama melobi Obama untuk mengunjungi masjid.

Permintaan itu kabarnya dibuat baru-baru ini ketika pejabat tinggi Gedung Putih bertemu dengan para pemimpin Muslim-Amerika di Gedung Putih pada bulan Desember lalu, di tengah maraknya ujaran kebencian terhadap masyarakat Muslim AS.

Media lokal melaporkan kelompok Masyarakat Islam Baltimore (the Islamic Society of Baltimore atau ISB) telah menerima beberapa ancaman (serangan), sehingga polisi meningkatkan pengawasan keamanan di sekitar fasilitas masjid tersebut.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin (1/2), ISB menyambut baik kunjungan Presiden Obama.

ISB dibentuk pada tahun 1969 oleh beberapa keluarga Muslim yang mengadakan pengajian mingguan dan shalat Jumat di sebuah universitas lokal. Kegiatan keagamaan tersebut kemudian berkembang dan mendirikan lokasi terpisah pada tahun 1980-an, dengan membangun Masjid Al-Rahmah, yang mencakup sebuah sekolah untuk menjadi imam, klinik kesehatan, dan juga menyelenggarakan pendidikan sekolah dari TK sampai SMA.

Earnest mengatakan bahwa pidato Obama pada hari Rabu di masjid Baltimore tidak akan terfokus pada keamanan nasional, tapi akan lebih menegaskan mengenai kontribusi Muslim Amerika serta hak-hak mereka untuk beribadah.

"Mereka (warga Muslim AS) tidak seharusnya menjadi obyek ejekan (penghinaan) oleh siapa pun, apalagi oleh seorang tokoh yang bercita-cita untuk memimpin negeri ini," tegas Earnest. [pp/dw]

XS
SM
MD
LG