Tautan-tautan Akses

Banyak Warga AS Dukung Senjata Api untuk 'Bela Diri'


Hasil survei menunjukkan banyak wartga AS mendukung UU yang membolehkan warga menggunakan senjata api untuk melindungi diri (foto: ilustrasi).
Hasil survei menunjukkan banyak wartga AS mendukung UU yang membolehkan warga menggunakan senjata api untuk melindungi diri (foto: ilustrasi).

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, lebih banyak warga Amerika mendukung penggunaan senjata api untuk melindungi diri sendiri.

Survei online yang diadakan Reuters/Ipsos menunjukkan, 69 persen, atau dua dari tiga responden punya pandangan baik tentang NRA, yang memulai pertemuan tahunannya di St. Louis, Missouri, hari Jumat.

Delapan puluh dua persen anggota Partai Republik berpandangan positif atas kelompok pelobi senjata itu seperti halnya 55 persen anggota Partai Demokrat.

Kebanyakan dari 1.922 orang yang disurvei di seluruh Amerika antara tanggal 9 - 12 April itu mengatakan mendukung undang-undang yang membolehkan warga menggunakan senjata api untuk melindungi diri dari ancaman bahaya di rumah, atau di tempat umum.

“Warga Amerika berpegang pada pemikiran bahwa mereka harus dibolehkan membela diri dan penggunaan senjata api sah saja dalam kondisi itu,” kata Chris Jackson, pelaksana jajak pendapat. “Dalam teorinya kewaspadaan harus bisa ditoleransi.”

Jajak pendapat itu dilakukan di tengah perdebatan luas mengenai hak pemilikan senjata dan isu ras setelah penembakan remaja berkulit hitan tak bersenjata, Trayvon Martin oleh George Zimmerman, sukarelawan hansip di wilayah permukiman yang berdarah campuran, kulit putih dan Hispanik.

Hasil jajak pendapat itu disambut baik oleh NRA, yang akan mengadakan pertemuan hari Jumat yang dihadiri calon presiden Mitt Romney di mana ia akan menjadi pembicara.

Delapan puluh tujuh persen responden – dengan jumlah besar dari kalangan anggota Partai Republik dan Demokrat, medukung penggunaan senjata api untuk melindungi diri dari ancaman bahaya di rumah. Dua pertiga mengatakan mereka mendukung undang-undang yang mengizinkan penggunaan senjata api untuk melindungi diri di tempat umum.

Hampir separuh dari yang disurvei merasa tingkat kejahatan meningkat di daerah tempat tinggal mereka, walaupun data Badan Penyelidik Amerika (FBI) menunjukkan tindak kekerasan menurun dalam 4, 5 tahun belakangan.

“Persepsi orang mengenai kriminalitas selalu berlebihan,” kata Jackson. “Saya rasa itu menunjukkan kerangka berpikir rakyat Amerika, yaitu selalu khawatir dengan adanya mengenai kejahatan di jalan-jalan.”

Hasilnya, 85 persen mereka yang disurvei mengatakan tidak yakin polisi bisa membasmi seluruh kejahatan dan 77 persen merasa orang biasa harus “tampil” untuk membantu mencegah kejahatan.

Menurut Lembaga Brady untuk Mencegah Kekerasan dengan Senjata Api, hampir 100.000 orang ditembak setiap tahun di Amerika karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, atau karena campur tangan polisi.
XS
SM
MD
LG