Tautan-tautan Akses

Bantuan Minim, Korban Banjir Kabupaten Bandung Mengemis


Warga korban banjir Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka selama di pengungsian (foto: VOA/R. Teja Wulan).
Warga korban banjir Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung terpaksa mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka selama di pengungsian (foto: VOA/R. Teja Wulan).

Akibat minim dan tidak meratanya distribusi bantuan logistik, pengungsi korban banjir Kabupaten Bandung terpaksa mengemis di jalanan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Hujan yang mengguyur Kabupaten Bandung sejak dua minggu terakhir mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah tersebut. Ratusan rumah warga dari empat RW di Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung tergenang banjir hingga ketinggian tiga meter.

Banjir di Kecamatan Bale Endah kini sudah memasuki pekan ke dua. Namun, hingga kini air tidak juga kunjung surut. Hujan yang terus mengguyur Kota dan Kabupaten Bandung semakin membuat debit air di Sungai Citarum meluap dan merendam permukiman warga hingga setinggi tiga meter. Warga pun terpaksa mengungsi di beberapa fasilitas umum seperti sekolah dan gedung olahraga.

Meski sudah berada di pengungsian selama beberapa minggu, namun warga mengaku bahwa selama ini bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak merata pendistribusiannya.

Bahkan, di beberapa tempat pengungsian, ada pula warga korban banjir yang sama sekali tidak mendapatkan bantuan logistik dari pemerintah. Akhirnya warga korban banjir pun tepaksa mengemis di jalanan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari selama di pengungsian.

Mereka biasanya mengemis dari pagi hingga siang hari di sepanjang Jalan Raya Bandung-Majalaya.

Asep mengatakan, “Nggak ada, nggak ada bantuan-bantuan, belum pernah ada bantuan, sudah berapa kali, empat kali banjir.”

Euis juga mengiayakan, “Belum, belum ada (bantuan). Gak surut-surut (banjirnya). Naik lagi, surut lagi, naik lagi.”

Banjir setinggi tiga meter merendam kawasan permukiman penduduk di Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung (foto: VOA/R. Teja Wulan).
Banjir setinggi tiga meter merendam kawasan permukiman penduduk di Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung (foto: VOA/R. Teja Wulan).
Warga lainnya mengatakan, luapan Sungai Citarum selalu menggenangi rumah mereka jika hujan dengan intensitas tinggi turun. Menurut warga kondisi seperti ini selalu terjadi setiap tahun jika musim hujan tiba.

Seorang Ketua Rukun Tetangga atau RT setempat mengatakan, warga sudah terbiasa mengungsi untuk menghindari banjir. Mereka tidak mungkin bertahan di rumah masing-masing karena ketinggian air biasanya mencapai hingga setinggi atap rumah mereka. Karenanya, warga pun berharap agar pemerintah segera merelokasi mereka ke tempat yang aman dari banjir.

“Tiap tahun (banjir). Ya ditinggal saja (rumahnya), dikunci, pergi ngungsi kalau (banjirnya) besar, nggak bisa tidur. Gak ada, belum ada ke sini pemerintah. Katanya di situ (Sungai Citarum) ada proyek, tapi nggak pengaruh, malah lebih gawat, lebih parah. Nggak tahu bagaimana itu. Ya harapan Bapak mah, cita-cita Bapak mah ingin pindah (relokasi), ingin pindah (ke tempat) yang nggak banjir,” ujar Ayi, Ketua RT setempat.

Banjir yang terjadi di beberapa kawasan di Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung ini tidak hanya merendam permukiman warga, namun juga memutuskan jalur lalulintas penghubung antara Kabupaten Bandung dengan Kota Bandung.

Hingga kini rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk melakukan relokasi permukiman warga dan revitalisasi Sungai Citarum belum juga terealisasi. Padahal, kerugian akibat banjir yang terjadi setiap tahun ini diperkirakan mencapai hingga puluhan miliar Rupiah.

Recommended

XS
SM
MD
LG