Tautan-tautan Akses

Bantuan Internasional Mulai Berdatangan di Nepal


Satu tim SAR dari China bersama anjing pelacak berdiri di dekat sebuah gedung yang rusak akibat gempa di Kathmandu, Nepal, 26 April 2015 (AP Photo / Manish Swarup).
Satu tim SAR dari China bersama anjing pelacak berdiri di dekat sebuah gedung yang rusak akibat gempa di Kathmandu, Nepal, 26 April 2015 (AP Photo / Manish Swarup).

Tim-tim tanggap bencana dari berbagai negara, termasuk AS, telah ditempatkan di kawasan itu untuk membantu upaya pencarian, penyelamatan dan pemulihan.

Tim-tim penyelamat dan badan-badan bantuan internasional mulai berdatangan di ibukota Nepal, Kathmandu, dua hari setelah gempa bumi dahsyat mengguncang negara itu dan menewaskan lebih dari 3.600 orang serta mencederai ribuan lainnya.

Tim-tim tanggap bencana dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, telah dikirim ke Nepal untuk membantu upaya-upaya pencarian, penyelamatan dan pemulihan.

Anggota tim tanggap bencana dari Virginia, Amerika, Chuck Ryan, mengatakan, timnya memiliki kemampuan melakukan pencarian, penggalian, serta mengeluarkan orang-orang yang tertimbun di bawah reruntuhan.

Rumah-ruman sakit di Kathmandu telah dipenuhi banyak penduduk yang cedera. Penduduk Kathmandu hari Minggu masih bermalam di luar rumah. Mereka khawatir akan gempa-gempa susulan yang terjadi setelah gempa dahsyat sehari sebelumnya.

"Saya telah tiga hari di sini. Tidak ada pengaturan apapun. Semalam hujan, kami semua, termasuk anak-anak, basah kuyup. Kami meminta bantuan kepada pihak berwenang dan mereka terus mengatakan akan datang dalam waktu setengah jam, tapi tak seorang pun yang datang," kata Milan Rasieli, seorang warga Kathmandu.

Sistem komunikasi ke daerah-daerah pedesaan putus dan tanah longsor kemungkinan besar mengisolir banyak desa. Jumlah korban tewas dan cedera diperkirakan akan bertambah begitu kabar dari daerah-daerah tersebut tiba.

"Sulitnya luar biasa, pada kondisi terbaiknya saja desa-desa tersebut sangat sulit dicapai. Ada banyak jalan berlumpur, yang hanya bisa dilalui oleh mobil-mobil four-wheel drive. Mereka telah biasa mengalami banyak tanah longsor setiap tahun, yang setiap kali terjadi akan langsung menutup jalan dan membuat desa terisolir sepenuhnya. Desa-desa itu terletak di lereng-lereng gunung dan berbatasan dengan tebing curam," kata Matt Darvas, koordinator Tim Tanggap Bencana Darurat Gempa World Vision.

Gempa berkekuatan 7,8 SR pada hari Sabtu lalu itu terjadi di lokasi 80 kilometer sebelah Baratlaut Kathmandu dan menghancurkan sebagian besar daerah bersejarah di kota tersebut. Ini adalah gempa terkuat di Nepal dalam 81 tahun terakhir, setelah gempa lebih dahsyat pada tahun 1934 yang menewaskan lebih dari 10 ribu orang.

Menurut sumber-sumber pemerintah, PBB menyatakan 35 dari 75 distrik di Nepal terimbas gempa tersebut.

Koresponden VOA Steve Herman menyampaikan melalui Twitter bahwa para pejabat darurat di Kathmandu menyatakan mereka kewalahan atas banyaknya permintaan bantuan penyelamatan dari berbagai penjuru negara berpenduduk sekitar 30 juta jiwa itu.

Dana Anak-anak PBB, UNICEF menyatakan hampir satu juta anak memerlukan bantuan badan tersebut. Sementara itu dalam situs yang dibuat Komite Palang Merah Internasional, ratusan warga Nepal dan orang-orang asing dilaporkan hilang oleh keluarga mereka. Hanya sedikit saja yang menanggapi laporan tersebut dan menyatakan orang yang dicari ternyata masih hidup.

Gempa yang mengguncang kawasan di pegunungan itu terjadi beberapa menit sebelum tengah hari dan meruntuhkan bangunan-bangunan bersejarah yang terbuat dari kayu dan batu bata di kota kuno Kathmandu. Sedikitnya 180 orang dilaporkan tewas sewaktu ikon Kathmandu, Menara Dharahara yang juga merupakan situs warisan dunia UNESCO, ambruk.

Di sebelah timur Kathmandu, salju longsor mengguncang Gunung Everest, puncak tertinggi di bumi, sehingga menewaskan sedikitnya 18 pendaki dan menimbun seluruh kamp pangkalan.

Hingga Minggu pagi, berbagai sumber melaporkan tentang korban tewas dan kerusakan bangunan yang luas di Kawasan Otonom Tibet, yang berjarak ratusan kilometer dari Kathmandu.
Sejumlah orang tewas di India, Bangladesh, Bhutan dan berbagai tempat lain di kawasan terpencil di perbatasan Nepal-China.

Amerika Serikat menjanjikan bantuan langsung 1 juta dolar dan mengerahkan tim elit penyelamat gempa yang berbasis di Virginia. Tim beranggotakan 56 orang itu dikirim hari Minggu bersama dengan beberapa pejabat badan bantuan pembangunan Amerika, USAID.

Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan mengirimkan tiga ton bantuan logistik dan 40 anggota Tim Tanggap Bencana Nasional negara itu. India juga mengevakuasi warganya di Nepal dengan pesawat.

China, Jerman, Kanada dan Israel termasuk di antara negara-negara yang juga mengirimkan tim tanggap bencananya ke Nepal.

Direktur eksekutif organisasi amal, Oxfam, Helen Szoke memberitahu VOA, gempa bumi itu seakan memberikan pukulan ganda kepada Nepal. Infrastruktur yang rusak merugikan pariwisata, tumpuan ekonomi Nepal.

Tim-tim tanggap bencana dari berbagai negara, termasuk AS, telah ditempatkan di kawasan itu untuk membantu upaya pencarian, penyelamatan dan pemulihan.

Rumah-rumah sakit di Kathmandu kewalahan menerima orang-orang yang cedera. Sistem komunikasi di daerah-daerah pedalaman rusak dan tanah-tanah longsor telah menutup jalan ke desa-desa lain. Jumlah kematian dan korban cedera diduga akan meningkat dari daerah-daerah itu.

Sementara itu di Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama beberapa LSM telah menggelar rapat koordinasi Senin (27/4) ini untuk menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo untuk mengirimkan bantuan bagi korban gempa bumi di Nepal.

Pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan senilai US$ 1 juta. Selain itu, berbagai lembaga kemanusiaan di Indonesia juga akan mengirimkan bantuan senilai US$ 1 juta dengan rencana pengiriman pada hari Jumat atau paling lambat hari Minggu.

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan selain paket bantuan itu, Indonesia juga akan mengirim 80 personil medis dan tim SAR.

Recommended

XS
SM
MD
LG