Tautan-tautan Akses

Bank Dunia: Butuh Lebih Banyak Usaha untuk Kurangi Kemiskinan


Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (foto: dok).
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim (foto: dok).

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan untuk lebih jauh mengurangi kemiskinan global dibutuhkan upaya yang kuat supaya pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.

Hal itu disampaikan Presiden Bank Dunia sementara Ketua Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde memperingatkan bahwa perekonomian dunia berkembang sangat lambat.

Keduanya berbicara menjelang pertemuan pejabat-pejabat tinggi ekonomi dari seluruh dunia minggu ini di Washington.

Menurut Bank Dunia, upaya-upaya yang lebih kuat guna mengurangi ketimpangan adalah kunci untuk lebih jauh mengurangi kemiskinan di seluruh dunia. 767 Juta orang hidup dengan biaya 1 dolar 90 sen per hari pada tahun 2013. Jumlah itu turun 100 juta dibandingkan jumlah pada tahun 2012.

Angka tahun 2013 itu menunjukkan 10,7 persen penduduk dunia sangat miskin. Jumlah itu turun dari 12,4 persen tahun sebelumnya. Separuh dari penduduk miskin dunia tinggal di sub-Sahara Afrika dan sepertiga lainnya di Asia Selatan.

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim memuji penurunan itu, tetapi mengatakan ketimpangan merupakan penghalang bagi pengurangan kemiskinan menjadi hanya 3 persen dari penduduk dunia pada tahun 2030.

Kim menyatakan, adalah luar biasa bahwa angka kemiskinan menurun pada saat pertumbuhan ekonomi global melambat. Tetapi ia mendesak para pemimpin nasional untuk lebih banyak berinvestasi dalam infrastruktur dan sekolah-sekolah, serta membuat persiapan dalam menghadapi bencana seperti banjir yang bisa mengurangi pertumbuhan.

"Kita perlu mendorong para pemimpin untuk menyadari bahwa berbagai investasi itu tidak hanya akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tetapi juga akan membangun landasan sosial yang mampu bertindak sebagai benteng melawan ketidakstabilan, kekerasan dan konflik," papar Yong Kim.

Bertahun-tahun setelah resesi global berakhir, buruh pabrik, pengusaha, pemimpin politik - semua merasa frustrasi karena lambatnya pemulihan.

Pakar ekonomi David Stockton pada Peterson Institute for International Economics mengatakan, "Menurut saya, saat ini, pertumbuhan tidak bisa lebih cepat, tetapi saya tidak melihat adanya tanda-tanda signifikan bahwa pertumbuhan itu akan merosot."

Laporan lembaga pemeringkat kredit, Fitch, menyebut risiko politik, terutama dengan semakin populernya langkah-langkah proteksionis, bisa merugikan perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi yang menurut sebagian besar pakar ekonomi timbul dari hal itu. [ka/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG