Tautan-tautan Akses

Banjir di Aceh, Ribuan Warga Mengungsi


Pihak berwenang mempersiapkan alat berat dalam mengantisipasi bencana longsor yang diakibatkan hujan berkepanjangan di Aceh (23/12/2014).
Pihak berwenang mempersiapkan alat berat dalam mengantisipasi bencana longsor yang diakibatkan hujan berkepanjangan di Aceh (23/12/2014).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga Selasa malam (23/12), hampir seluruh wilayah Aceh dan Sumatera berpotensi diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi yang berakibat banjir. Ribuan jiwa terpaksa mengungsi.

Relawan kemanusian, Azhar Mahmud warga Aceh Utara mengatakan sejak Selasa pagi (23/12) hujan terus mengguyur wilayahnya, akses jalan negara yang menghubungkan Lhokseumawe menuju Lhoksukon, Panton Labu dan Langsa Aceh Timur terputus karena luapan banjir dari sejumlah sungai di Kabupaten Aceh Utara.

“Akses jalan di Lhoksukon terputus, utamanya buat kenderaan bermotor, baik mobil dan roda dua. Ini diduga (limpahan) air kiriman dari Aceh Utara ke Lhokseumawe. Pengungsi terjadi di Blang Mangat, Peunteut. Petugas bencana sudah ada sejak pagi,” kata Azhar.

Petugas badan bencana lokal (BPBD) Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji, selimut dan mendirikan dapur umum. Petugas terus bertambah mengingat intensitas hujan terus tinggi, di kawan tersebut.

Petugas piket, Ferry M dari BNPB Pusat di Jakarta, melaporkan bahwa sebagian besar wilayah pesisir timur dan utara provinsi Aceh tergenang banjir. Kabupaten kota terparah akibat banjir menggenangi Aceh Pidie, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.

“Pidie kurang lebih 1500 jiwa pengungsi tersebar dibeberapa titik. 500 rumah terendam , dengan tinggi muka air 30 cm hingga 60 cm. sementara ini 14 kecamatan terdampak banjir di kawasan utara dan timur Aceh,” kata Ferry.

Saksi mata mengatakan, sebagaian warga yang mengungsi di tampung di tenda dan bangunan-bangunan yang lebih aman di sekitar ibukota kecamatan.

Sementara, warga Kota Langsa kawasan timur Aceh, Nurul Qamari (27) mengatakan, banjir menggenangi kediamannya setinggi pinggang orang dewasa. Ia mengatakan, “Merata kawasan kota Langsa, tidak ada tempat megungsi, kebetulan di rumah kami ada tempat yang lebih tinggi kami pindah tempat ke situ.”

Relawan kemanusiaan Nyak Musa Husein warga Aceh Timur mengatakan, wilayahnya selama lebih sepekan terus diguyur hujan. “Dalam minggu ini Aceh Timur banjir, menyeluruh di Panati Bidari, Julok Cut dan lainnya,” katanya.

Husein mengatakan, volume hujan tinggi mengakibatkan parit dan selokan serta sejumlah sungai kecil di desa-desa sekitar, dan kawasan kotanya tidak mampu menampung debit air yang tinggi.

Lebih jauh Ferry M mengatakan, seluruh warga Aceh diminta waspada banjir dan tanah longsor selama sepekan mendatang.

“Sampai sekarang, untuk Aceh Tamiang, ada 7000 kepala keluarga (KK) terdampak dan mengungsi ke masjid menasah (balai pengajian) dan tenda pengungsi. Rumah terdampak banjir mencapai 2.370 unit rumah terendam banjir, dengan tinggi muka air mencapai 1,5 meter,” kata Ferry.

BNPB meminta warga di kawasan timur dan barat Indonesia lebih waspada curah hujan tinggi dan cuaca ekstrim. Beberapa wilayah, tambah Ferry, gelombang laut juga dapat mencapai setinggi empat meter, nelayan dan pengguna transportasi laut diminta waspada.

Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya 26/12/2004, Aceh menjadi wilayah yang paling parah akibat tsunami yang melanda Asia, yang menewaskan sekitar 220.000 orang lebih dan sebagian besar korban adalah di Aceh.

Recommended

XS
SM
MD
LG