Tautan-tautan Akses

Bali Tuan Rumah Peringatan "Coral Triangle Day" 2012


Keindahan terumbu Karang di Teluk Kimbe, Papua Nugini (Foto: dok).
Keindahan terumbu Karang di Teluk Kimbe, Papua Nugini (Foto: dok).

World Wildlife Fund (WWF) menyerukan agar para pemangku kepentingan di Indonesia dapat lebih menyadari pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, sejumlah organisasi pemuda, serta komunitas pencinta penyu (Turtle Guard) Universitas Udayana, Bali menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan puncak peringatan Hari Kawasan Segitiga Karang "Coral Triangle Day" di Pantai Kedonganan, Teluk Jimbaran, Provinsi Bali.

Manajer Program Kelautan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Dewi Satriani mengatakan di Jakarta Kamis (7/6), sepekan rangkaian peringatan Hari Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle Day), rencananya akan diperingati setiap tanggal 9 Juni, sehari setelah peringatan Hari Kelautan Se-Dunia tanggal 8 Juni.

Ribuan sukarelawan dari sejumlah daerah ikut bergabung dalam puncak peringatan Coral Triangle Day di Bali. “Ini baru pertamakalinya, Bali dipilih menjadi lokasi puncak peringatan Coral Triangle Day (9 Juni). Banyak sekali komunitas yang memusatkan kegiatan di laut, ada penyelam, pelaku pariwisata dan ada perikanan," ungkap Dewi Satriani. “Peringatan juga dilakukan di Aceh, Manado, Ambon dan Raja Ampat, Papua,” lanjutnya.

Dewi menambahkan, rangkaian peringatan ini diisi dengan sejumlah kegiatan secara serentak antara lain, festival pantai, bersih-bersih terumbu karang dan pantai (beach and reef clean up), kompetisi memasak aneka hidangan laut, seminar kelautan, dan pemutaran film, dan masih banyak lagi perlombaan terkait lingkungan hidup.

Pihak WWF menyerukan agar para pemangku kepentingan di Indonesia dapat mendedikasikan satu hari pada tanggal 9 Juni untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya ekosistem terumbu karang bagi ketahanan pangan dan keberlanjutan perikanan dunia.“Yang paling berkepentingan dengan sumber daya laut, salah satunya pelaku usaha (perusahaan) sektor perikanan. Kalau mereka tidak peduli dapat dipastikan bisnisnya tidak akan berkelanjutan. Saat ini (regulasi kelautan) Indonesia salah satu yang terbaik di dunia, tapi pelaksanaannya yang masih sangat kurang,” kata Dewi Satriani.

Dewi Satriani, WWF Indonesia (8/6)
Dewi Satriani, WWF Indonesia (8/6)
Indonesia berinisiatif mengupayakan perlindungan kawasan terumbu karang sebagai wujud kemitraan strategis Indonesia di pentas dunia dan telah dicanangkan oleh Presiden RI pada Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) tahun 2009 di Manado .

Pakar mengatakan, Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) merupakan lokasi kelautan dengan tingkat keanekaragaman hayati karang paling tinggi di bumi, sama pentingnya dengan hutan hujan Amazon dan dataran rendah Kongo bagi kehidupan planet ini. Kawasan ini memiliki lebih dari 500 jenis karang, meliputi enam juta hektar luasan laut yang dinaungi oleh enam negara – Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Keenam negara dengan kawasan terumbu karang dunia itu merupakan wilayah yang menjadi sumber kehidupan bagi lebih dari 120 juta orang yang tinggal di daerah pesisir serta ribuan unit usaha baik kecil, maupun besar di sektor perikanan dan pariwisata.

Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) merupakan rumah bagi 3.000 spesies ikan karang dan komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi seperti tuna. Coral Triangle juga merupakan rumah bagi lumba-lumba, paus, hiu, pari, serta enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia.

Perayaan Coral Triangle Day di Kedonganan, Bali diharapkan menjadi momen penting bagi masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung untuk mendapatkan informasi mengenai aneka makanan laut ramah lingkungan, yang dihasilkan dari praktik-praktik yang tidak merusak serta legal, tentang satwa laut dilindungi dan berbagai informasi lain mengenai laut.

Aktivis mengatakan, Inisiasi Coral Triangle Day di Pulau Dewata Bali merupakan salah satu wujud kampanye global yang bertujuan meningkatkan kepedulian publik terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya laut Indonesia, terutama yang memiliki kaitan erat dengan masalah-masalah perikanan, polusi, pemanasan global, dan bisnis pariwisata yang lebih bertanggung jawab.

Kegiatan dimeriahkan dengan karnaval pantai menampilkan parade ogoh-ogoh yang melambangkan spesies-spesies unik kelautan seperti penyu, hiu, tuna dan demonstrasi memasak seafood yang berkelanjutan oleh koki selebritis, Bobby Chinn, serta menampilkan pentas musik lingkungan.

Peringatan Hari Terumbu Karang Sedunia juga didukung oleh para produsen makanan laut. Salah satu diantaranya adalah Sea Delight, perusahaan importir makanan laut beku (frozen food) asal Amerika Serikat.

Sea Delight merupakan perusahaan asal AS pertama yang beroperasi di Indonesia yang menyatakan diri bergabung penuh sebagai anggota Seafood Savers, sebuah initiatif WWF untuk reformasi industri seafood agar ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Recommended

XS
SM
MD
LG