“Kami merasa resah dengan keputusan pemerintah Bahrain mencabut kewarga negaraan ulama terkenal Shiah, Sheikh Isa Qassim," kata juru bicara Deplu Amerika John Kirby dalam sebuah pernyataan Senin (20/6).
Kirby mengatakan keresahan Amerika “makin meningkat” oleh laporan-laporan bahwa Qassim tidak diijinkan untuk menanggapi tuduhan-tuduhan atau mempertanyakan keputusan itu lewat proses hukum yang terbuka.
Menteri Dalam Negeri Bahrain mengatakan Qassim yang dianggap pemimpin spiritual komunitas Shiah di negara itu memainkan peran penting dalam menciptakan suasana ekstremis sektarian. Kementrian menuduh ulama itu menyalah gunakan posisinya untuk “melayani kepentingan asing dan mendukung sektarian dan kekerasan” kata laporan kantor berita Bahrain (BNA).
Organisasi Human Rights Watch mengatakan keputusan Bahrain untuk mencabut kewarganegaraan Qassim “membawa Bahrain pada masa yang paling kelam” sejak pemerintah melakukan penumpasan tahun 2011, ketika pasukan pemerintah menumpas demonstran yang menuntut Bahrain menjadi kerajaan konstitusional dan memilih perdana menteri.
Tindakan terhadap ulama itu didukung oleh sekutu-sekutu Bahrain yang dipimpin oleh kalangan Sunni tapi dikecam oleh kalangan Shiah. [my/al]