Tautan-tautan Akses

AS Kecewa Atas Keputusan Belarus Batalkan Penyerahan Uranium


Pemerintah AS menyebut pemipin Belarus, Presiden Alexander Lukashenko sebagai diktator terakhir Eropa.
Pemerintah AS menyebut pemipin Belarus, Presiden Alexander Lukashenko sebagai diktator terakhir Eropa.

Kementerian Luar Negeri Belarus mengatakan mereka membekukan penyerahan uranium itu sebagai tanggapan atas sanksi baru AS.

Amerika Serikat menyatakan kekecewaan atas keputusan Belarus untuk menghentikan rencana penyerahan semua persediaan uraniumnya yang berkadar-tinggi, sebagaimana telah disetujui sebelumnya dengan Amerika Serikat.

Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan demikian hari Jumat, setelah Kementerian Luar Negeri Belarus mengatakan mereka membekukan proyek itu sebagai tanggapan atas sanksi baru Amerika, yang menurut Minsk, bertentangan dengan semangat kerjasama. Belarus juga mengatakan pihaknya akan memastikan bahan itu disimpan dengan aman sesuai dengan janji internasionalnya.

Amerika mengatakan pihaknya berharap Belarus bermaksud untuk memenuhi tujuan yang telah dinyatakannya, yakni, melenyapkan semua persediaan uraniumnya yang berkadar tinggi. Para pejabat juga mengatakan ini adalah sumbangan yang bertanggung jawab bagi keamanan sedunia.

Amerika mengenakan sanksi pekan lalu sebagai tanggapan atas penindakan oleh pemerintah Belarus terhadap penentang politik. Sanksi itu dikenakan terhadap 4 perusahaan milik atau dikuasai oleh perusahaan yang berkaitan dengan Presiden Alexander Lukashenko.

Polisi Belarus telah menangkap ratusan orang yang berdemonstrasi menentang kekuasaan 17 tahun Lukashenko. Puluhan orang dihukum penjara karena turut dalam protes setelah terjadinya sengketa atas terpilihnya kembali Lukashenko bulan Desember, termasuk beberapa bekas calon presiden. Oposisi mengatakan pemilu itu dicurangi.

Amerika Serikat telah menyebut Lukashenko diktator terakhir Eropa karena menindas hak azasi, mematikan kebebasan berbicara, dan mencurangi pemilu. Bekas Republik Soviet itu juga menghadapi masalah ekonomi yang telah memaksanya dua kali menurunkan dengan tajam nilai mata uang nasionalnya.

XS
SM
MD
LG