Tautan-tautan Akses

32 Wartawan Termasuk Korban Tewas Pembunuhan Massal di Filipina Selatan Tahun 2009


Para aktivis mahasiswa melakukan protes di kota Quezon, Manila menuntut keadilan bagi korban tewas di Maguindanao (foto: dok.).
Para aktivis mahasiswa melakukan protes di kota Quezon, Manila menuntut keadilan bagi korban tewas di Maguindanao (foto: dok.).

Andal Ampatuan Junior dituduh menjadi perencana pembunuhan massal tersebut. Lima anggota keluarga Ampatuan lainnya termasuk ayahnya yang menjadi gubernur Maguindanao saat itu juga menghadapi tuduhan serupa.

Pemerintah Filipina mengatakan bahwa 196 orang terlibat dalam pembunuhan massal di Filipina selatan itu. Andal Ampatuan Junior sendiri telah menolak tuduhan bahwa ia menjadi perencana pembunuhan massal tersebut.

Di pengadilan hari Kamis, pengacara yang mewakili empat belas keluarga korban membaca daftar nama wartawan yang diserang ketika berkonvoi bulan November 2009. Jaksa menuduh bahwa puluhan orang bersenjata yang dipimpin kelompok Ampatuan menculik dan membunuh 58 orang yang berkonvoi itu termasuk isteri dan saudara perempuan dari lawan politik kelompok tersebut.

Daftar nama wartawan itu ditemukan dalam saku salah seorang yang tewas.

Jaksa Harry Roque mengatakan membaca daftar itu bagaikan sebuah kemenangan karena pengacara tersangka menerimanya sebagai bagian dari bukti dan tidak menentangnya.

Rogue mengatakan, “Pertama kalinya kami mendapat konfirmasi bahwa ada 32 wartawan yang ikut dalam konvoi itu oleh karena itu 32 mayat yang diidentifikasi keluarga korban pastilah mereka yang turut dalam konvoi itu.”

Beberapa wartawan itu adalah pendukung yang menyertai istri gubernur provinsi Maguindanao sekarang, Esmael Mangudadatu mendaftar pada pemilu tahun lalu itu.“Dan tentu saya senang sekali dengan adanya beberapa korban dari media ini tak ada keraguan lagi bahwa wartawan-wartawan ini tewas dalam tugas untuk meliput berita penting," ujar Roque.

Komite Untuk Perlindungan Wartawan yang berkantor di New York sangat menentang pembunuhan massal tersebut dan mengecam karena pembunuh beberapa wartawan di Philipina tersebut tidak dihukum.

Andal Ampatuan Junior dituduh menjadi perencana pembunuhan massal tersebut. Ia membantah terlibat. Lima anggota keluarga Ampatuan lainnya termasuk ayahnya yang menjadi gubernur Maguindanao saat itu juga menghadapi tuduhan serupa. Pemerintah mengatakan 196 orang terlibat dalam pembunuhan massal itu tetapi lebih dari separuhnya belum dituntut.

Dalam perkembangan kasus lainnya hari Kamis, hakim menolak mendakwa para tersangka yang menyulut kemarahan dari keluarga korban. Hakim menunda dakwaan karena menunggu pembelaan dari pengacara tersangka.

XS
SM
MD
LG