Tautan-tautan Akses

Arab Saudi Tangkap Pelaku Pemboman Khobar Towers 1996


Foto Khobar Towers di Dhahran, Saudi Arabia yang hancur akibat serangan bom, 30 Juni 1996. (Foto: dok).
Foto Khobar Towers di Dhahran, Saudi Arabia yang hancur akibat serangan bom, 30 Juni 1996. (Foto: dok).

Surat kabar Arab Saudi Asharq al-Awsat mengidentifikasi tersangka sebagai pria berusia 48 tahun bernama Ahmed al-Mughassil, yang ditangkap di Beirut dan dipulangkan ke Arab Saudi.

Sebuah surat kabar di Arab Saudi mengatakan, pria yang diduga mendalangi pemboman yang menewaskan 19 personil Angkatan Udara Amerika di Arab Saudi hampir 20 tahun lalu telah ditangkap. Reporter VOA Victor Beattie melaporkan, sementara menolak mengukuhkan laporan itu, Amerika mengatakan sedang berusaha menyeret semua pelaku serangan tahun 1996 itu ke pengadilan.

Mengutip seorang pejabat Arab Saudi yang tidak disebut namanya, surat kabar Arab Saudi Asharq al-Awsat mengidentifikasi tersangka sebagai pria berusia 48 tahun bernama Ahmed al-Mughassil, yang ditangkap di Beirut dan dipulangkan ke Arab Saudi. Pejabat itu mengatakan penangkapan Mughassil dilangsungkan dengan koordinasi pihak-pihak terkait, tanpa menyebutkan apa peran Lebanon -- jika ada -- dalam operasi itu.

Asharq al-Awsat mengatakan Mughassil diyakini sebagai pemimpin kelompok militan Syiah Hezbollah al-Hejaz -- atau cabang Hezbollah di Arab Saudi. Kelompok itu terlibat dalam aksi pemboman dengan menggunakan truk pada tanggal 25 Juni tahun 1996 terhadap kompleks apartemen berlantai delapan Khobar Towers dekat kota Dhahran yang juga mencederai ratusan orang.

Biro Investigasi Federal AS (FBI), yang mencantumkan Mughassil dalam daftar teroris yang paling dicari, menawarkan imbalan 5 juta dolar bagi informasi yang dapat mengarah ke penangkapannya.

Hari Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika John Kirby ditanya mengenai laporan penangkapan itu.

"Kami telah membaca laporan itu. Anda bisa merujuk ke pemerintah Arab Saudi untuk informasi lebih rinci. Meskipun saya tidak dapat berkomentar mengenai laporan ini secara spesifik, saya kira penting untuk mengenang, atau mengingatkan orang-orang, mengenai serangan yang menewaskan 19 tentara Amerika dan seorang warga Arab Saudi, serta melukai 372 lainnya. Dan Amerika terus mendukung para korban dan keluarga mereka yang dirugikan akibat serangan ini, dan kami akan terus bekerjasama dengan Arab Saudi dan masyarakat internasional untuk menyeret mereka yang terlibat dalam serangan itu ke pengadilan,” kata John Kirby.

Kirby menolak membahas kemungkinan ekstradisi tersangka dan keterlibatan Iran dalam serangan itu. Seorang hakim federal AS pada 2006 menyimpulkan Iran bertanggungjawab terhadap serangan itu – sebuah tuduhan yang dibantah Teheran. Pengadilan tersebut memerintahkan Iran membayar sebesar 254 juta dolar kepada semua keluarga korban.

Dakwaan pengadilan AS pada 2001 menyebut Mughassil sebagai kepala sayap militer Hezbollah al-Hejaz dan bahwa ia merekrut orang-orang Syiah di Arab Saudi untuk bergabung. Dakwaaan itu mengatakan sejumlah anggota Hezbollah di Lebanon membantu mempersiapkan truk minyak yang digunakan sebagai bom, dan Hezbollah al-Hejaz mendapat pengarahan dari sejumlah pejabat militer Iran.

Menurut surat kabar The New York Times, seorang pejabat Amerika di Washington yang diberi penjelasan mengenai penangkapan itu mengatakan, Rabu, pihak berwenang Amerika masih menunggu rincian tambahan, namun menyatakan keyakinan bahwa dalang serangan terhadap Khobar Towers telah ditangkap.

James Jeffries, mantan duta besar Amerika untuk Irak dan kini menjadi periset di Washington Institute for Near East Policy, berada di Kuwait saat terjadi pemboman itu.

"Ada petunjuk langsung yang kuat yang menghubungkan tragedi di Khobar dengan Teheran. Tersangka mungkin bisa mengungkapkan ini karena sepanjang pengetahuan saya, ia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Iran, dengan Garda Revolusi. Dan inilah pemahaman saya ketika berada di kawasan itu sewaktu serangan terjadi, dan sewaktu saya berusaha melindungi perwakilan Amerika di Kuwait dari kemungkinan terjadinya serangan serupa,” kata James Jeffries.

Jeffries mengatakan, ironisnya, personil Angkatan Udara Amerika yang tewas di sana adalah bagian dari misi untuk melindungi warga Syiah di Irak dari perlakuan semena-mena diktator Saddam Hussein. Namun, ia mengatakan, Iran ingin Amerika hengkang dari wilayah itu.

Mantan diplomat itu mengatakan, tergantung bagaimana pemerintah Obama menanggapinya, penangkapan ini bisa berpengaruh pada pemungutan suara di Kongres pada bulan depan mengenai kesepakatan nuklir dengan Iran.

XS
SM
MD
LG