Tautan-tautan Akses

Aplikasi Ponsel Bantu Penderita Diabetes Selama Ramadan di Senegal


Kaum Muslim berdoa sebelum berbuka puasa di bulan Ramadan di sebuah masjid, 1 Juli 2014.
Kaum Muslim berdoa sebelum berbuka puasa di bulan Ramadan di sebuah masjid, 1 Juli 2014.

Senegal negara Francophone pertama yang mencoba aplikasi ponsel, berjudul mRamadan, yang membantu penderita diabetes menjaga kesehatan selagi berpuasa. Aplikasi ini bermanfaat menurut penderita diabetes yang mencobanya.

Para penderita diabetes di Senegal sekarang bisa menerima, untuk pertama kalinya, pesan teks harian dengan rekomendari untuk berpuasa, sebelum, selama dan setelah bulan suci Ramadan.

“mRamadan,” adalah bagian dari program Be He@lthy Be Mobile, prakarsa gabungan oleh WHO dan International Telecommunication Union yang bertujuan membantu negara-negara mengatasi penyakit yang tidak bisa dikomunikasikan.

Tujuan mRamadan adalah untuk membantu penderita diabetes di Senegal menangani penyakitnya dengan selamat dan mengurangi jumlah penderita diabetes yang mendadak harus dirawat di RS yang biasanya meningkat di bulan Ramadan.

Marie Gadio, 26, yang didiagnosa menderita diabetes sejak umur 13, mengatakan menderita diabetes selama Ramadan tidak mudah.

“Kadang-kadang sulit karena di Senegal mayoritas penduduk Muslim dan karena itu tidak ada yang makan di siang hari,” ujarnya. “Beberapa penderita diabetes berpuasa kalau mereka mau, tanpa tahu akibatnya, tapi sekarang teknologi kami berkembang dan orang-orang bisa meminta saran dari program ini.”

Walaupun Islam tidak mengharuskan anak kecil, orang tua, ibu hamil atau mereka yang tidak sehat untuk berpuasa, banyak penderita diabetes mengatakan mereka berusaha untuk tidak menyentuh makanan dan minuman selama Ramadan. Mereka juga kadang-kadang berhenti melakukan suntikan insulin, yang dibutuhkan untuk mengatur tingkat gula darah.

Dr. Maimouna Ndour Mbaye, seorang professor obat-obatan penyakit dalam dan diabetes yang bekerja di Marc Sankale National Diabetes Center di Dakar, mengatakan penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi ketika berpuasa.

“Resiko pertama adalah hypoglycemia, yang bisa sangat berbahaya bagi otak khususnya," ujarnya. "Ada juga resiko hyperglycemia, karena ketika mereka berpuasa, diabetes mereka tidak terkontrol. Mereka tidak meminum obat dengan reguler seperti di hari biasa. Dan ini adalah resiko...dan para penderita diabetes bisa mengalami komplikasi.”

Mbaye mengatakan penderita diabetes juga beresiko terkena dehidrasi. Penderita diabetes yang punya masalah ginjal kronis biasanya tidak disarankan untuk berpuasa, karena kondisinya bisa bertambah parah.

Ia mengatkan bahwa semua penderita diabetes harus berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan aman atau tidak untuk berpuasa.

Ndiaga Diop, 26, yang didiagnosa dengan diabetes Type-1 diabetes ketika berusia delapan tahun, berkata mRamadan alat yang berguna bagi penderita diabetes di Senegal.

“Sebelumnya ada banyak penderita diabetes yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan di bulan Ramadan, apakah mereka harus berpuasa atau tidak, tapi sekarang program ini membantu apa yang harus dilakukan ketika berpuasa," ujarnya. "Setiap hari kami menerima pesan dengan saran tentang apa yang harus kami lakukan atau tidak kami lakukan. Jadi ini hal yang sangat bagus dan sangat membantu.”

Beberapa pesan termasuk mengingatkan orang untuk minum air putih setidaknya satu liter setiap pagi sebelum memulai puasa, bagaimana mengatur waktu dan dosis obat diabetes, dan tidak makan terlalu banyak makanan yang mengandung gula, seperti kurma, di malam hari.

Ketika Ramadan usai, para pengguna aplikasi terus menerima pesan tentang pentingnya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan diabetes mereka masih terkontrol, dan tetap menjaga gaya hidup sehat dan aktif.

XS
SM
MD
LG