Tautan-tautan Akses

Annan Tinggalkan Suriah Tanpa Komitmen Damaskus


Kofi Annan usai pembicaraan dengan Menlu Yordania Nasser Judeh di Amman (30/5). Annan berada di Amman setelah meninggalkan Damaskus tanpa kemajuan berarti.
Kofi Annan usai pembicaraan dengan Menlu Yordania Nasser Judeh di Amman (30/5). Annan berada di Amman setelah meninggalkan Damaskus tanpa kemajuan berarti.

Seorang pejabat PBB mengatakan utusan internasional Kofi Annan telah meninggalkan Suriah tanpa menghasilkan kesepakatan berarti dengan pemerintah Suriah untuk menerapkan rencana damai yang goyah di negara itu.

Annan meninggalkan Damaskus hari Rabu, dan tiba di Amman dimana ia bertemu sejumlah pejabat tinggi Yordania.

Ketika berada di Suriah, utusan PBB-Liga Arab itu membuat permohonan pribadi kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad agar mengambil “langkah-langkah berani” untuk menciptakan momentum bagi perdamaian “saat ini juga, bukan esok hari.”

Berbicara lewat telepon dari Damaskus, jurubicara PBB Sausan Ghosheh hari Rabu mengatakan ia tidak melihat langkah apapun dari pemerintah Suriah.

Rencana damai Annan mewajibkan pemerintah Suriah menarik mundur persenjataan berat dari kawasan-kawasan sipil dan melakukan gencatan senjata dengan kelompok pemberontak. Tetapi berbagai serangan oleh kedua pihak terus berlanjut.

Para aktivis Suriah mengatakan bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak hari Rabu menewaskan setidaknya sembilan orang, lima diantaranya di kawasan Douma di Damaskus. Mereka mengatakan pasukan pemerintah menggempur dengan meriam Douma dan kota Homs, yang juga merupakan kubu pemberontak. Jumlah korban tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Misi pemantau PBB di Suriah mengukuhkan tewasnya 13 orang di propinsi Deir el-Zour. Misi itu mengatakan para pemantau PBB menemukan mayat-mayat tersebut Selasa malam, dan beberapa diantara korban tampaknya ditembak di kepala dari jarak dekat dan tangan semua korban terikat dibelakang.

Ketua tim pemantau PBB, jendral Norwegia Robert Mood, mengatakan ia “merasa sangat gelisah akibat aksi yang mengerikan dan tidak dapat dimaafkan tersebut.” Ia juga mendesak semua pihak “agar menahan diri dan mengakhiri siklus kekerasan.”

Kemarahan internasional terus meningkat sejak pembantaian lebih dari 100 warga di kota Houla hari Jumat lalu. Ketua misi penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous mengatakan milisi pro-Assad, yang dikenal dengan shabiha, diyakini kuat membunuh para warga tersebut.

Jepang dan Turki hari Rabu mengatakan akan mengusir para diplomat Suriah sebagai protes terhadap insiden di Houla. Sembilan negara Barat mengumumkan pengusiran hari Selasa, yaitu Amerika, Australia, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia. Belanda dan Spanyol. Pemerintah Suriah hari Rabu membalas dengan memerintahkan utusan Belanda untuk negara itu agar meninggalkan Suriah dalam waktu 72 jam.
XS
SM
MD
LG