Tautan-tautan Akses

Anggota Parlemen Jepang Buat Kehebohan karena Beri Surat pada Kaisar


Taro Yamamoto, aktor yang beralih profesi menjadi menjadi anggota parlemen Jepang (dua dari kiri) menyerahkan surat kepada Kaisar Akihito (dua dari kanan). Permaisuri Kaisar Akihito, Michiko (kanan) dan kepala rumah tangga istana Yutaka Kawashima (atas tengah) mengamati penyerahan surat yang dilakukan saat berlangsungnya pesta musim gugur di Istana Kekaisaran Jepang di Tokyo, 31 Oktober 2013 (Foto: dok).
Taro Yamamoto, aktor yang beralih profesi menjadi menjadi anggota parlemen Jepang (dua dari kiri) menyerahkan surat kepada Kaisar Akihito (dua dari kanan). Permaisuri Kaisar Akihito, Michiko (kanan) dan kepala rumah tangga istana Yutaka Kawashima (atas tengah) mengamati penyerahan surat yang dilakukan saat berlangsungnya pesta musim gugur di Istana Kekaisaran Jepang di Tokyo, 31 Oktober 2013 (Foto: dok).

Seorang anggota parlemen Jepang yang ingin menarik perhatian terhadap krisis nuklir Fukushima telah menimbulkan kehebohan karena melakukan sesuatu yang tabu, yaitu memberikan surat pada kaisar.

Peristiwa itu dimulai pada pesta kebun musim gugur tahunan di Istana Kaisar minggu lalu. Saat Kaisar Akihito dan permaisurinya, Michiko, menyapa para tamu, aktor yang kemudian beralih menjadi anggota parlemen yang vokal, Taro Yamamoto memberikan surat pada kaisar, sebuah langkah yang dianggap tidak sopan dan tidak pantas.

Video dari insiden tersebut, yang berulangkali disiarkan televisi, menunjukkan kaisar berusia 79 tahun itu dengan tenang mengambil surat tersebut, dan berbicara secara singkat dengan Yamamoto. Permaisuri Michiko yang terlihat khawatir menarik perlahan tangan suaminya dari belakang. Kepala rumah tangga istana, yang berdiri di sebelah Akihito, kemudian mengambil surat tersebut saat kaisar berpaling padanya.

Tindakan Yamamoto menimbulkan kritikan dari banyak pihak dengan ideologi yang berbeda, dan membuat banyak warga Jepang terkejut dengan apa yang mereka anggap pelanggaran protokol, yaitu menjangkau kaisar dalam perilaku yang tidak diatur dulu sebelumnya.

Kontroversi ini menunjukkan bagaimana peran kaisar Jepang masih menjadi isu sensitif, hampir 70 tahun setelah ayah Akihito, Kaisar Hirohito, mengumumkan bahwa ia bukan lagi wakil Tuhan dan akan menjadi simbol negara, menyusul kekalahan Jepang di Perang Dunia II.

Banyak pihak konservatif yang masih menganggap kaisar dan keluarganya “orang-orang di atas awan” dan percaya bahwa rakyat jelata bahkan tidak boleh berbicara dengannya. Beberapa dekade lalu, rakyat bahkan tidak boleh melihat langsung wajah kaisar, namun sekarang Kaisar Akihito bertemu orang-orang biasa, termasuk mereka yang menjadi korban bencana.

Tidak ada aturan yang spesifik, namun orang-orang tidak seharusnya berbicara secara bebas pada kaisar, menyentuhnya atau memberinya sesuatu tanpa permisi. Mengambil foto kaisar dan keluarganya dianggap tidak sopan.

Ketua parlemen Masaaki Yamazaki memanggil dan menegur Yamamoto, serta melarangnya datang ke acara-acara istana, menyusul langkah disipliner yang diambil komite parlemen sebelumnya.

Anggota parlemen berusia 38 tahun itu telah minta maaf, namun menolak mundur dan mengatakan pemberian surat itu hanya rasa frustasinya dalam upayanya sebagai aktivis anti-nuklir.

Kelompok liberal mengecam Yamamoto karena minta tolong pada kaisar daripada menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi sebagai anggota parlemen terpilih. Beberapa khawatir perilaku Yamamoto akan memperkuat ide kaisar sebagai tokoh publik Jepang yang paling dipercaya, sehingga memberi peluang kelompok konservatif untuk memberi kekuasaan lebih pada kaisar.

Yang lainnya mengkritik Yamamoto sebagai politisi amatir dan populis yang membuat gerakan anti-nuklir mundur. (AP/Mari Yamaguchi)
XS
SM
MD
LG