Tautan-tautan Akses

Ancaman Presiden Filipina Hanya Sebatas Kata-Kata


Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (Kiri) dan Zhang Dejiang, Ketua Panitia Tetap Kongres Rakyat Nasional China, mengadakan pertemuan di Balai Agung Rakyat (20/10). Beijing, China. (foto: REUTERS/Wu Hong)
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (Kiri) dan Zhang Dejiang, Ketua Panitia Tetap Kongres Rakyat Nasional China, mengadakan pertemuan di Balai Agung Rakyat (20/10). Beijing, China. (foto: REUTERS/Wu Hong)

Pemberitahuan resmi mengenai niat Filipina untuk berpisah dari Amerika sebagaimana diumumkan oleh Presiden Rodrigo Duterte belum disampaikan secara resmi oleh Manila.

Pejabat Amerika mengatakan, mereka belum menerima pemberitahuan resmi dari Manila menyusul pengumuman Presiden Rodrigo Duterte niat Filipina untuk berpisah dari Amerika.

“Kami tidak menerima permintaan resmi dari pejabat Filipina untuk berbagai isu dimana kami melakukan kerjasama bilateral,” kata jurubicara Gedung Putih Eric Schultz kepada reporter.

“Ini sangat bertentangan dengan hubungan sangat erat yang kami miliki dengan rakyat Filipina, serta juga pemerintahan disana, pada berbagai tingkatan, tidak sekedar dari perspektif keamanan saja,” kata jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika John Kirby.

“Kami akan minta penjelasan apa yang sebetulnya dimaksud oleh presiden ketika bicara tentang pemisahan dari Amerika.”

Asisten Menlu Daniel Russel akan pergi ke Manila dalam beberapa hari mendatang, memenuhi kunjungan yang menurut Kirby sudah lama dijadwalkan.

Menyusul pembicaraan tingkat tinggi dengan pemimpin-pemimpin China di Beijing, pemimpin Filipina itu, dalam sebuah forum bisnis, mengumumkan “pemisahan saya dari Amerika, baik militer maupun ekonomi.”

Kata-katanya itu kepada hadirin yang terdiri dari pebisnis dan pejabat China disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

“Amerika sudah kalah. Saya sudah menyesuaikan dengan aliran ideologi Anda, dan kemungkinan saya juga akan pergi ke Rusia untuk bicara dengan Putin dan memberitahu dia bahwa ada tiga negara menantang dunia, China, Filipina, dan Rusia,” kata Duterte.

“Itu satu-satunya cara.”

Pergeseran kebijakan luar negeri yang radikal dari pemimpin sekutu Amerika di Pasifik tidak akan mengacaukan kebijakan penyeimbangan kembali Amerika ke Asia, demikian tegas Kirby, tetapi dia mencatat “banyak negara di kawasan itu prihatin dan geleng-geleng kepala.”

Duterte yang mulai menjabat pada akhir Juni mengatakan, dia cenderung lebih suka China karena tidak menyinggung orang, sementara Amerika terdiri dari orang-orang yang “tidak sopan.” [jm]

XS
SM
MD
LG