Tautan-tautan Akses

Ancaman Bom Tunda Sidang Band Pussy Riot di Moskow


Dari kiri, Maria Alyokhina, Yekaterina Samutsevich, Nadezhda Tolokonnikova, anggota kelompok musik punk Band Pussy Riot didakwa mengecam Presiden Valdimir Putin (30/7).
Dari kiri, Maria Alyokhina, Yekaterina Samutsevich, Nadezhda Tolokonnikova, anggota kelompok musik punk Band Pussy Riot didakwa mengecam Presiden Valdimir Putin (30/7).

Ancaman bom membuat tertundanya sidang pengadilan atas kelompok musik punk band Pussy Riot di Moskow, yang ditahan karena menggelar musik protes menentang Presiden Vladimir Putin di gereja katedral Moskow.

Pengadilan Distrik Khamovnichesky segera diungsikan setelah para pejabat mengatakan ada ancaman bom.

Anggota band, Nadeshda Tolokonnikova, 22 tahun, Maria Alyokhina, 24 tahun, dan Yekaterina Samutsevich, 29 tahun, mengatakan mereka tidak ikut diungsikan bersama lainnya yang ada di gedung itu. Mark Feigin, pengacara ketiga perempuan itu, men-tweet bahwa mereka tidak diungsingkan dari pengadilan ketika ada ancaman bom.

Ketiga perempuan itu didakwa melakukan holiganisme, yang bisa diancam hukuman penjara sampai tujuh tahun. Mereka dituntut setelah mengadakan pertunjukan yang disebut media sebagai doa anti-Putin di altar Yesus Juru Selamat, katedral paling terkenal di Rusia.

Dalam pertunjukan bulan Februari itu, para anggota band meminta Perawan Bunda Maria agar menyampaikan pesan kepada Presiden Putin. Mereka mengatakan ingin menyoroti dan mengecam kepala gereja Ortodok Rusia, Pastur Kirill, karena mendukung Putin dalam kampanye pemilihan presiden. Pertunjukan tersebut membuat marah pimpinan gereja itu.

Dalam beberapa hari pertama penyidangan, para anggota band meminta maaf telah mengecam gereja, dan kepada semua orang yang berpendapat tindakan mereka tidak patut. Mereka mengatakan hanya berusaha menyampaikan pendapat mereka dan mengaku tidak bersalah atas tuduhan holiganisme itu.

Para penggemar band itu mengatakan penyidangan band Pussy Riot bermotifkan politik.

Nikolai Polozov, anggota tim pengacara band itu, mengatakan, sejumlah politisi kenamaan akan membenarkan bahwa ada unsur politis atas penyidangan ini. Bahwa ketiga perempuan itu ikut ambil bagian dalam aksi politik, dan motivasi aksi mereka bukan merupakan kebencian agama, seperti yang dinyatakan jaksa; kasus ini sungguh-sungguh berlatar belakang politis, sebab para terdakwa ini dihukum karena kata-kata dan pendapat yang mereka suarakan.

Presiden Putin menghadapi protes yang belum pernah terjadi terhadap pemerintahannya. Demonstran mengatakan ia memerintah negara itu dengan sistem politik yang dikontrol ketat dan korupsi, tuduhan yang disangkal Kremlin. Sejak Presiden Putin menjabat bulan Mei, denda karena ikut berdemonstrasi naik sedikitnya 150 kali.

Tim pengacara band itu yakin penyidangan akan cepat selesai.

Mark Feigin, pengacara kelompok punk itu, mengatakan, dalam situasi ini sangat mungkin pengadilan akan menghasilkan keputusan dalam beberapa hari mendatang. Keputusannya adalah bersalah dan kami, tambahnya, sudah pasti tidak bisa mengubah keputusan pengadilan ini.

Kremlin terus menyatakan bahwa demonstrasi melanggar undang-undang dan tindakan yang diakibatkan demonstrasi bisa membahayakan orang yang tidak bersalah.

Recommended

XS
SM
MD
LG