Tautan-tautan Akses

Profil Staf VOA: Nova Poerwadi - 2005-03-22


Nova Poerwadi bergabung dengan VOA Seksi Indonesia sebagai TV Production Specialist pada Maret 2005. Selain bertanggung jawab sebagai produser dan anchor 'Jurnal VOA', Nova juga menjabat sebagai Assigment Editor untuk bagian TV production.

Dunia TV broadcasting bukan hal yang asing bagi pria kelahiran 1973 ini. Karir Nova di dunia pertelevisian bermula dari peristiwa tak terduga. Saat menjadi finalis kompetisi Cak dan Ning Surabaya 1992, Nova memberanikan diri mempresentasikan sejarah kota Surabaya dalam bahasa Inggris. Karena dianggap berpotensi menjadi presenter, ia kemudian diterima menjadi penyiar program berita bahasa Inggris TVRI Surabaya "Weekly Highlights" dan "TV2 News". Meski harus kuliah sambil bekerja rekan-rekannya di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga, mengingat Nova sebagai sosok yang tidak bisa berdiam diri terlalu lama. Nova aktif di berbagai kegiatan Himpunan Mahasiswa (Hima) dan sempat menjadi ketua Hima HI Unair.

Dari Surabaya, Nova kemudian melanjutkan karirnya di Jakarta. 1997 hingga 1998, ia menjadi salah satu wartawan tim Liputan 6 SCTV, yang saat itu baru naik daun. Setelah menyapa pemirsa sebagai anchor "Newswatch", Nova kemudian menjadi anchor pria pertama yang membacakan "Liputan 6 Siang". Karena saat itu, siang hari identik dengan waktu menonton para ibu rumah tangga, anchor pria belum banyak dipercaya membawakan program berita tengah hari. Kejadian serupa dialami tahun 2002, saat Nova dipercaya menjadi anchor "Buletin Siang" di RCTI, yang tadinya juga hanya dipandu wanita. Sejak 1999, Nova memang telah bergabung bersama tim Redaksi RCTI dan menjadi produser serta anchor berbagai program berita, termasuk "Indonesia Today", "Nuansa Pagi", "Buletin Malam" dan "Seputar Indonesia". Nova juga menjadi koordinator kontribusi RCTI untuk program CNN World Report, serta bertanggung jawab untuk laporan-laporan mancanegara, sebagai Koresponden Internasional. Pada akhir 2000, ia mengikuti International Professional Program di markas CNN di Atlanta. Selain mengamati berbagai seluk-beluk produksi CNN, Nova juga berkesempatan berdialog dengan pendiri CNN, Ted Turner.

Masalah-masalah sosial, religi serta hubungan antarbangsa selalu menjadi perhatian utama Nova. Karena itu, selain gemar membaca, ia juga amat menikmati perbincangan dengan orang dari berbagai kelompok dan keyakinan. Berkat beasiswa Chevening Nova meraih gelar Master of Arts in TV Journalism dari Goldsmiths College, University of London. Salah satu karya dokumenter TV yang dibuat Nova untuk meraih gelar S-2nya meng-eksporasi isu seksualitas dan agama. Tema semacam juga diangkat Nova, dalam program 'Counterpoint: Keeping In Touch' yang diselenggarakan the British Council, dimana Nova melakukan studi di Jakarta, Oxford dan Edinburgh mengenai Gereja Anglikan yang kini diancam perpecahan antara kelompok konservatif dan liberal.

Sebagai jurnalis, Nova menyembunyikan preferensi politiknya, namun cukup terbuka mengenai banyak hal lain. Nova kini tinggal di pusat kota Washington DC dan menikmati statusnya sebagai pria lajang.

XS
SM
MD
LG