Tautan-tautan Akses

OLIMPIADE 2004 BERAKHIR <br> Oleh Leon Howell - 2004-08-31


Pesta olah raga Olimpiade tahun 2004 ditutup hari Minggu dengan upacara megah, dan disebut sebagai “Olimpiade paling hebat dalam sejarah.” Setiap Olimpiade ditutup dengan pernyataan seperti itu. Demikian juga Olimpiade tahun 2008 di Beijing nanti. Tidak diragukan, Olimpiade 2004 memang spektakuler. Demikian juga Olimpiade Sydney empat tahun yang lalu, dan di Atlanta delapan tahun yang lalu. Bagaimana kita menilai setiap Olimpiade secara pribadi, bergantung pada perspektif kita sendiri sendiri.

Untuk rakyat Yunani, Olimpiade 2004 berakhir dengan rasa kepuasan. Memang biayanya mahal, sekitar delapan milyar dolar, lebih dari satu milyar dolar digunakan untuk pengamanan. Komite Olimpiade Yunani mungkin rugi, karena penjualan karcis di bawah perkiraan. Tetapi kerugian jangka pendek ini akan segera dilupakan. Olimpiade dimulai di Yunani. Penyelenggaraannya di Yunani tahun ini merupakan kegembiraan yang akan selalu diingat untuk waktu yang lama. Yunani pantas dipuji karena berhasil memenuhi segala keperluan penyelenggaraan Olimpiade, termasuk menyediakan tempat tinggal, makan, dan transportasi untuk 10.500 orang atlit dan 5.500 ofisial.

Setelah tidak ada lagi Perang Dingin, tampaknya tidak begitu penting lagi negara mana yang mengumpulkan medali paling banyak. Memang negara negara besar yang mengutamakan olah raga musim panas mendominasi. Amerika Serikat memperoleh medali paling banyak, meskipun sorakan “U-S-A, U-S-A, U-S-A…” yang dibenci orang dari banyak negara dalam Olimpiade Olimpiade sebelumnya, kali ini tidak banyak terdengar. Rusia berada pada urutan kedua dalam pengumpulan medali, disusul Cina, Australia, Jerman, Jepang, Prancis, Italia, Korea Selatan, Inggris dan Kuba.

Di antara saat saat mengesankan dalam Olimpiade Athena adalah ketika Mongolia meraih medali perunggu untuk yudo, Hong Kong mendapat medali perak untuk tenis meja putra dan Indonesia mendapat tiga medali untuk badminton, termasuk satu medali emas. Unsur lain yang selalu terjadi dalam Olimpiade adalah kejutan, seperti ketika Thailand merebut empat medali untuk angkat berat putri, termasuk dua medali emas, dan sebuah medali untuk taekwondo. Seorang atlit putri Indonesia meraih medali perak untuk angkat berat.

Dilihat dari sudut pandang Amerika, Olimpiade Athena sukses dan populer. Liputan jaringan televisi NBC mengungguli semua acara televisi lain selama berlangsungnya Olimpiade. Gimnastik putri disaksikan paling banyak pemirsa, mencerminkan kuatnya partisipasi perempuan dalam olahraga sekarang ini. Perenang Amerika berumur 19 tahun, Michael Phelps, memenuhi janjinya untuk meraih delapan medali, enam emas dan dua perunggu. Phelps juga menunjukkan watak sportif dengan memberikan kesempatan kepada seorang rekan, yang sekaligus juga saingan, untuk mengambil posisinya dalam renang estafet, agar iapun mendapat medali emas.

Tetapi rakyat Amerika juga memberikan dukungan pada atlit dari negara negara lain. Menurut jajak pendapat, sebagian besar rakyat Amerika berpendapat, seharusnya Panitia Olimpiade memberikan medali emas kedua kepada atlit Korea Selatan Yang Tae Young, yang karena kesalahan yuri, medali emas yang seharusnya ia peroleh dalam gymnastics all around, diberikan kepada atlit Amerika Paul Hamm. Ketika tim bola basket Amerika mengalami kekalahan telak, lebih dari sekali, sebagian besar rakyat Amerika mau menerima kenyataan bahwa negara negara lain telah berhasil menyusul Amerika dalam program bola basket. Dulu Amerika mengajarkan bola basket kepada dunia, sekarang Amerika yang harus belajar.

Adaptasi oleh Djoko Santoso

XS
SM
MD
LG