Koalisi pimpinan Amerika telah menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara Irak hari Senin, lebih awal dari rencana. Dengan begitu berakhirlah pendudukan koalisi selama 15 bulan yang dimulai dengan penyingkiran Saddam Hussein. Pemerintah sementara diambil sumpahnya hari itu juga tampaknya untuk menggagalkan rencana pemberontak melancarkan serangan untuk mencegah penyerahan kedaulatan yang tadinya direncanakan dilakukan tanggal 1 Juli. Perdana Menteri Irak Iyad Allawi memaklumkan penyerahan kedaulatan itu hari bersejarah bagi Irak. Dan ia yang meminta dilakukan lebih awal sebab rakyat Irak harus mengatur dan menentukan nasib mereka sendiri secepat mungkin. Berbicara dalam KTT NATO di Istanbul, Turki, Presiden Bush berjanji mendukung Allawi dan pemerintah sementara pimpinannya, dan menandaskan serangan teroris tidak akan mencegah demokrasi di Irak. Dutabesar baru Amerika untuk Irak, John Negroponte tiba di Baghdad hari Senin menggantikan Paul Bremer sebagai pejabat sipil tertinggi Amerika di Irak.
Sementara itu, pemerintah Kuwait telah memulihkan hubungan diplomatik dengan Irak, 14 tahun setelah diserang bekas presiden Irak, Saddam Hussein. Kuwait termasuk di antara negara Muslim dan Barat yang menyambut gembira penyerahan kedaulatan di Irak hari Senin. Banyak negara juga menjanjikan dukungan kepada pemerintah baru Irak sementara negara itu bergerak menciptakan demokrasi dan keamanan. Arab Saudi menyambut gembira penyerahan itu, dan Raja Yordania Abdullah menyebutnya peristiwa penting dalam sejarah Irak. Iran agak menahan dukungan hanya mengatakan harapan penyerahan kedaulatan itu membantu mengakhiri pendudukan koalisi pimpinan Amerika. Mitra koalisi Amerika Italia dan Australia juga menyambut gembira penyerahan, sedang Jerman yang menentang perang Irak mengatakan penyerahan itu satu langkah penting. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mengatakan ia menyambut Irak kembali ke tengah-tengah 'keluarga bangsa-bangsa yang bebas dan berdaulat.'