Tautan-tautan Akses

Pasukan Koalisi Hadapi Perlawanan Dari Kelompok Sunni dan Syiah Irak - 2004-04-10


Satu tahun setelah Amerika merebut kota Baghdad, pasukan koalisi menghadapi perlawanan yang semakin kuat dari kelompok Islam Sunni dan Syiah dibagian tengah dan selatan Irak. Di kota Fallujah, Amerika menyatakan gencatan senjata sepihak, setelah bertempur selama lima hari ini melawan kelompok milisi Sunni. Katanya, gencatan senjata selama 24 jam itu diberlakukan supaya dewan pemerintahan sementara pimpinan Amerika itu bisa berunding dengan para pemimpin milisi. Tidak jelas dimana pertemuan itu diadakan, tapi para komandan pasukan marinir di lapangan mengatakan, satu setengah jam setelah gencatan senjata diberlakukan, pasukan milisi kembali melancarkan serangan. Irak mengatakan, sedikitnya 450 orang tewas, dan lebih dari seribu lainnya luka-luka dalam pertempuran selama seminggu ini. di Baghdad, sebuah peluru mortir meledak dekat hotel dimana banyak tinggal wartawan asing dan kontraktor sipil, tapi tidak dilaporkan adanya korban. Hari Jumat pagi, tentara Amerika menghancurkan gambar-gambar besar ulama Moktada al-Sadr yang dipasang di lapangan Firdus, dimana tentara Amerika menggulingkan patung besar Saddam Hussein satu tahun yang lalu. Dan di kota Bakuba, timur laut Baghdad terjadi bentrokan antara tentara Amerika dan kelompok militan Irak setelah selesai sembahyang Jumat.

Sementara, tokoh Islam Syiah Moktada al-Sadr, yang berbicara di kota Kufa menyebut Presiden Bush sebagai musuhnya dan mengatakan, Bush harus menarik pasukannya dari Irak kalau tidak mau menghadapi revolusi baru. Kata al-Sadr, kalau sebelum ini Amerika menggunakan dalih perang untuk menggulingkan Saddam Hussein, sekarang Presiden Bush sedang berperang melawan rakyat Irak. Di kota Baghdad pemimpin Sunni lainnya, Harith al-Dhari menyerukan dilancarkannya pemogokan umum selama tiga hari mulai hari Sabtu, untuk memprotes serbuan pasukan koalisi. Kata al-Dhari lagi, politisi Irak yang diangkat oleh Amerika adalah pengkhianat, dan di Teheran, bekas Presiden Hashemi Rafsanjani mengutuk perang Amerika di Irak. Kata Rafsanjani, meskipun berhasil menggulingkan Saddam Hussein, Amerika sedang terperangkap dalam lumpur pekat dan tidak berhasil mencapai tujuannya dalam negeri Irak yang hancur itu.

XS
SM
MD
LG