Para pemilih di Georgia sedang memilih parlemen baru. Pemilihan itu diserukan setelah Peradilan Tertinggi negara itu membatalkan sebagian kartu suara karena diduga adanya kecurangan. Protes-protes terhadap hasil-hasil pemilihan itu mengakibatkan pemecatan presiden Georgia, Eduard Shevardnadzae oleh pemimpin oposisi Mikhail Saakashvili, yang kemudian dipilih menjadi presiden dalam kemenangan besar pemilihan. Survai sebelum pemilihan menunjukkan, koalisi Saakashvili dari partai-Persatuan Nasional dan partai Demokrasi kemungkinan akan memenangkan mayoritas besar kursi yang diperebutkan, sehingga memperkuat kekuasaan politik ditangan partai-partai yang pro Barat. Tetapi, ketegangan tetap tinggi di kawasan Ajaria yang semi otonomi, dimana para pemimpin lokal telah menolak pemerintahan pusat di Tbilisi.