Tautan-tautan Akses

Politik Amerika dan Peristiwa 11 September - 2004-03-23


Serangan teroris 11 September, 2001 yang meruntuhkan gedung World Trade Center dan menewaskan lebih dari 3000 orang mengubah kepresidenan George W. Bush.

Presiden baru, yang terpilih dengan selisih suara tipis, memangku jabatan baru sembilan bulan waktu itu, bergerak cepat untuk menenangkan negara dan berusaha melenyapkan duka cita. Ia menyerukan ke seluruh negara perang terhadap terorisme untuk jangka panjang. Sebagian besar warga Amerika memberikan nilai yang tinggi kepada kepemimpinan Presiden Bush dalam mengatasi trauma nasional.

Tetapi sekarang Presiden Bush menyulut kontroversi besar dengan mengudarakan iklan lewat televisi yang mengundang perhatian pada peranannya sebagai seorang pemimpin yang kuat.

Dua dari iklan itu termasuk gambar Gedung World Trade Center yang sedang runtuh dan para petugas pemadam kebakaran mengangkat mayat dari reruntuhan gedung.

Reaksi dari sanak keluarga yang tewas dalam tragedi itu cepat dan tajam. Ini merupakan tamparan bagi mereka yang berkabung atas tewasnya 3000 orang , kata seorang perempuan yang suaminya tewas dalam serangan terhadap gedung kembar itu.

Seorang petugas pemadam kebakaran New York mengatakan bahwa gambar-gambar petugas pemadam kebakaran di tempat kejadian yang disebut Ground Zero sebaiknya jangan digunakan untuk tujuan politik.

Sebagian yang lain mendukung iklan itu. Seorang wanita yang suaminya tewas dalam salah satu pesawat yang dibajak itu mengatakan, “Saya rasa hal itu mengingatkan orang pada yang tewas.

Tim Kampanye Presiden Bush membela iklan itu . Karen Hughes, seorang bekas pembantu utama Presiden Bush mengatakan “iklan itu merupakan kenangan akan pengalaman bersama kita."

Untuk memahami perdebatan itu, penting mengetahui apa arti peristiwa 11 September bagi rakyat Amerika.

September 11, 2001 adalah hari tatkala musuh yang tidak dikenal meruntuhkan WTC sehingga menimbulkan kekosongan di cakrawala Kota New York dan juga menusuk perasaan orang Amerika. Hari itu merupakan saat ketika terorisme di Amerika mewujudkan ancaman menjadi kenyataan. Hari itu saat ketika para pejabat kepolisian dan petugas pemadam kebakaran banyak yang tewas dalam melakukan tugas perkasa tanpa menghiraukan keselamatan jiwa mereka sendiri.

Dampak serangan teroris 11 September tidak terbatas di Amerika tetapi masih menjadi berita penting dunia. Undang-undang keadaan perang telah diberlakukan di Thailand selatan, hotel-hotel dan kelab-kelab malam menjadi sasaran ledakan bom di Indonesia, pengeboman berhasil digagalkan di Malaysia dan Singapura. Baru-baru ini pengeboman tragis terjadi di Madrid, Spanyol, tanggal 11 Maret, yang sekarang terkenal dengan 11 September Spanyol.

Kompetisi desain terbesar dalam sejarah , 5200 masukan dari 62 negara , banyak diperdebatkan untuk memilih desain bagi pembangunan tugu peringatan di Ground Zero di Kota New York. Orang-orang dari seluruh Amerika dan dunia mengunjungi tempat itu setiap hari, menganggap dan memperlakukannya sebagai tempat suci. Sebagian orang membantah bahwa Presiden Bush mempunyai hak untuk menggunakan responsnya dalam krisis itu sebagai bagian dalam kampanyenya. Lambang-lambang peristiwa 11 September merupakan hal yang peka. Dua diantara tiga orang Amerika yang ditanya dalam jajak pendapat yang diadakan oleh surat kabar New York Times mengatakan, kandidat yang menggunakan gambar dari kehancuran gedung WTC dalam iklan politik tidak dapat diterima.

Iklan itu tidak diragukan lagi mempunyai implikasi politik. Pada awal kampanye pemilihan Presiden tahun 2004, lawan utama Presiden Bush, Senator Amerika John Kerry mengungguli Presiden dengan perbandingan 12 lawan 20 persen dalam isu-isu utama seperti ekonomi, perawatan kesehatan, pendidikan, jaminan sosial, dan defisit anggaran belanja. Namun demikian, Presiden Bush unggul hanya dalam isu perang melawan terorisme, dengan selisih 21 persen.

Dalam wawancara dengan New York Times, seorang pendukung dari kalangan dalam Presiden Bush mengungkapkan mengapa kampanye Presiden Bush bersedia menanggung resiko kecaman atas pemasangan iklan tersebut. “Apakah kita mendukung partai Demokrat dalam isu perawatan kesehatan, atau apakah kita berpihak pada partai Republik dalam isu jaminan sosial? Ketika iklan ditayangkan, banyak yang mengubah pendirian.”

Menggunakan 11 September dalam politik merupakan proses yang peka. Penasehat presiden dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, David Gergen mengatakan, Partai Republik harus menghormati dan bukannya memperalat 11 September untuk kepentingan mereka sendiri.

Diterjemahkan oleh Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG