Perdana menteri Israel, Ariel Sharon mendapat dukungan tipis di Parlemen atas rencananya yang dapat menjurus ke penarikan sejumlah pemukim Israel dari wilayah pendudukan. Sebelum pemungutan suara yang tidak mengikat hari Senin yang berakhir dengan perbandingan 46 setuju 45 menentang, Sharon mengatakan kepada Parlemen bahwa perundingan damai dengan Palestina tidak mungkin sebab para pemimpin Palestina tidak berbuat apa-apa untuk menghentikan terorisme. Sharon menuduh Otorita Palestina gagal menyita senjata dan menghentikan hasutan untuk membenci negara Yahudi itu. Tidak lama setelah pidatonya di Parlemen, menteri kabinet Palestina Saeb Erakat mencap pidato Sharon itu 'perkembangan berbahaya."