Amerika Serikat mendesak Malaysia untuk mengetatkan pengawasan ekspor teknologinya setelah terungkap berita bahwa sebuah perusahaan yang ada hubungannya dengan perdana menteri Malaysia membuat suku-cadang untuk program senjata nuklir Libya. Utusan Amerika Urusan non-proliferasi nuklir John Stern Wolf menyampaikan pendirian Amerika itu kepada Menteri Luar Negeri Malaysia, Sa’id Hamid Albar di Kuala Lumpur. Wolf juga bertemu dengan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Anak laki-laki Perdana Menteri Abdullah pemegang saham terbesar pada perusahaan yang dituduh membuat suku-cadang untuk Libya tadi. Bulan lalu, polisi Malaysia mengatakan, seorang perantara dalam alih teknologi itu mengaku mengusahakan perjanjian untuk memperjual-belikan teknologi nuklir dari Pakistan ke Libya dan Iran.