Tautan-tautan Akses

FLU  BURUNG  DI  AMERIKA <br> Oleh  Leon Howell - 2004-02-24


Ribuan petani ayam di Amerika khawatir, sementara Cina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Hong Kong dan Singapura menghentikan import ayam dari Amerika.

Sebab penghentian impor secara tiba-tiba itu, karena dua ayam di negarabagian Delaware terkena penyakit jenis avian influenza atau flu burung.

Tampaknya tidak menjadi soal karena virus flu burung tidak berbahaya bagi manusia, tidak seperti jenis virus flu burung Asia yang telah menewaskan 12 orang lebih.

Hampir dengan serta-merta sebagian besar pengimpor ayam dari Amerika, termasuk Rusia, satu-satunya pembeli terbesar ayam Amerika memutuskan tidak mau mengambil resiko. Mereka melarang semua impor unggas dari Amerika. Delaware, sebuah negarabagian kecil di Pantai Timur Amerika , terletak antara Washington, D.C dan Philadelphia, bergerak cepat memusnahkan hampir 100.000 ayam. Mereka mengkarantina peternakan-peternakan ayam dalam jarak 6 mil yang terjangkit flu burung dan menghentikan semua penjualan ayam hidup di di negarabagian itu.

Negarabagian-negarabagian peternakan ayam lain mendesak para pengimpor ayam dari luar Amerika agar tidak menghukum mereka karena kasus di Delaware itu.

Lalu, empat ayam di negarabagian New Jersey, tidak jauh di barat kota New York didiagnosa terjangkit flu. Ya, negarabagian ini diduga akan memusnahkan ternak ayamnya seperti yang dilakukan negarabagian Delaware. Tetapi adanya virus flu burung di negarabagian kedua itu memperumit persoalan, meskipun New Jersey dan Delaware mengisi kurang dari 10 persen ekspor ayam Amerika. Taruhannya di bidang ekonomi sangat besar. Jumlah ekspor ayam Amerika 2,4 milyar dolar dalam tahun 2002 -- kira-kira 20 persen dari penghasilan industri peternakan ayam.

Negara-negara yang menghentikan perdagangan atau menghentikan impor itu karena alasan keselamatan dan juga untuk melindungi ternak mereka sendiri.

Perkembangan itu memerlukan tekad yang besar. Misalnya, Jepang tetap mempertahankan impor dari negara pengekspor nomor duanya, yaitu Brazil, tetapi melarang impor dari negara pengimpor nomor satunya, Thailand, dan negara pengimpor nomor tiga, Cina.

Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa larangan impor itu akan dicabut setelah Amerika mendiagnosa persoalannya dengan benar dan dapat melenyapkannya.

Di pihak lain, Amerika telah memperhatikan krisis flu burung Asia dengan prihatin dan empati. Bagi Amerika sendiri, situasi itu mempunyai dampak yang sama besarnya di bidang ekonomi dan kesehatan.

Di bidang kesehatan paling sedikit 19 orang telah meninggal akibat flu burung di Vietnam dan Thailand.

Secara ekonomis, ratusan juta dolar telah lenyap pada waktu jutaan ayam dimusnahkan.

Sayangnya, ini bukan berita baru. Hong Kong sendiri telah memusnahkan jutaan ayam pada tahun 1997.

Yang menakutkan ialah kalau virus flu burung menyatu dan bermutasi dengan gen manusia dan menjadi pembunuh massal seperti wabah Flu Spanyol tahun 1918 yang merenggut jiwa antara 20 sampai 40 juta orang.

Para ilmuwan Inggris dan Amerika menggaris-bawahi kemungkinan itu dalam sebuah artikel. Penelitian menunjukkan virus flu burung dewasa ini tidak punya kaitan langsung dengan virus tahun 1918 dan 2004.

Tetapi mereka mencatat dua hal. Flu Spanyol tahun 1918 juga berasal dari burung. Dan virus itu pindah ke manusia yang juga menyebar luas ke orang lain.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan penyakit seperti SARS misalnya, adalah bahwa beberapa pemerintah negara menyembunyikan wabah yang merebak di negara mereka karena alasan ekonomi. Flu burung yang diketahui dunia berjangkit di Asia tampaknya mewabah hampir secara serentak di delapan negara: Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

Organisasi Kesehatan Sedunia, atau WHO sekarang tahu bahwa penyakit ini telah muncul bulan April tahun 2003 di satu negara. Penyakit itu berjangkit dan menyebar dengan tidak diketahui selama berbulan-bulan, di mana akhirnya diketahui bahwa wabah itu disembunyikan dan ditutup-tutupi.

Tetapi orang memandang krisis flu burung tahun 2004 merupakan tanda buruk bagi pengendalian terhadap suatu kemungkinan wabah moderen pada masa depan.

Negara-negara harus lebih bijaksana, teguh dan berani dari pada selama ini dalam menghadapi potensi ancaman gawat yang dapat ditimbulkan flu burung.

Diterjemahkan oleh Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG