Tautan-tautan Akses

Industri Perfilman di Amerika - 2004-02-03


“Jabat tangan yang mengguncang tangan Akira Kurosawa”, canda Michael Jeck dari American Film Institute. Jeck memberikan penghormatan kepada pembuat film terkenal Jepang yang menyutradarai film-film yang menjadi aikon seperti “Rashomon” dan “The Four Samurai”.

American Film Institute, yang umum dikenal sebagai AFI, mempromosikan dan melestarikan apa yang yang disebut “gambar bergerak”, seperti film, televisi dan media digital. Lembaga ini ingin orang-orang dari luar Amerika melihat media Amerika dan demikian sebaliknya. Hanya lebih dari setahun yang lalu, Jeck mengadakan sebuah festival yang menampilkan 12 film Kurosawa. Jeck, penyusun program utama AFI, telah berkesempatan bertemu dengan Kurosawa pada sebuah festival film sebelum Kurosawa meninggal pada tahun 1998.

AFI melaksanakan misinya dengan berbagai cara. Yang paling nyata adalah dengan memperlihatkan film-film dari seluruh dunia kepada para penonton di Washington, DC dan Los Angeles. Untuk bulan depan, misalnya, AFI akan mengadakan festival film Perancis. Film Alan Renais dari tahun 1959 berjudul “Hiroshima Mon Amour” adalah salah satu film yang akan ditampilkan.

AFI mengumpulkan berbagai koleksi film dari seluruh dunia, beberapa film aktor asal Australia, Russell Crowe, termasuk “Gladiator”, akan ditampilkan pada bulan Maret. Demikian juga dengan sejumlah film yang dibintangi oleh Cary Grant untuk menghormati ulang tahun ke 100 mendiang aktor itu.

Lembaga ini mempunyai rencana ke depan untuk menawarkan sebuah kilas balik film-film dari Meksiko serta Taiwan dan Hong Kong. AFI menawarkan anggota-anggotanya kesempatan untuk melihat berbagai pemutaran perdana film baru sebelum diputar di bioskop-bioskop komersil. Baru-baru ini, film “Lost in Translation”, yang minggu kemarin dinominasikan pada Academy Award sebagai film terbaik, juga dapat disaksikan. Adegan dalam film itu diambil di sebuah hotel di Tokyo.

AFI juga menampilkan film “The Last Samurai”, film populer yang memadukan seorang tentara Amerika dengan pendekar samurai Jepang 130 tahun lalu. Daftar film, selalu film populer, merupakan cara lain bagi AFI untuk memfokuskan perhatian publik pada dampak dari film-film tersebut. Hal itu dimulai pada tahun 1999 ketika AFI mengumpulkan seribu 5 ratus bintang sinema untuk memilih 100 film Amerika terbaik abad ke 20. Enam film terbaik adalah, “Citizen Kane, “Casablanca”, “The Godfather”, “Gone With The Wind”, “Lawrence of Arabia” dan “The Wizard of Oz”.

Yang menarik tidak satupun dari film-film itu dibuat setelah tahun 1972, dan 4 diantaranya diproduksi antara tahun 1939 dan 1942. Film “Bridge On The River Kwai”, kisah Perang Dunia II yang berlokasi di Thailand dan difilmkan di Sri Lanka, terdaftar pada urutan ke 13. Tahun ini AFI akan menyeleksi 100 lagu film terbaik dari 400 nominator. Akan menjadi kejutan jika “Somewhere Over The Rainbow” dari film “The Wizard of Oz” dan “As Time Goes By” dari film “Casablanca” tidak menempati posisi teratas dalam daftar.

Banyak pekerjaan lainnya melibatkan AFI. Kantornya di Los Angeles berhubungan dengan Hollywood, melaksanakan festival film dan menjalankan sekolah yang mengajarkan bagaimana membuat dan mengedit film. AFI membuat gerakan besar tahun lalu. Lembaga ini meninggalkan kantor pusatnya di Kennedy Center, pusat seni di Washington, DC, dan pindah ke lokasi daerah pemukiman, sekitar satu setengah kilometer di luar Washington, yaitu di Silver Spring, Maryland, tepatnya di sebuah teater bergaya art-deco yang aslinya dibangun tahun 1938 dan direnovasi dengan indah. Meskipun AFI terus mempertunjukkan berbagai film di Kennedy Center, “Komunitas internasional maunya datang ke sana”, ujar seorang staf AFI, namun kantor pusat utamanya telah pindah. Penonton barunya datang ke Silver Spring dengan subway, bis dan mobil ketimbang limosin. Nampaknya AFI Iebih tertarik dengan kualitas film daripada komersialisasinya.

Diterjemahkan oleh: Nia Sutadi

XS
SM
MD
LG