Tautan-tautan Akses

APEC MENARIK PERHATIAN PRESIDEN BUSH <br> oleh: Leon Howell - 2003-10-28


Kebanyakan rakyat Amerika mengikuti lawatan singkat Presidien Bush ke enam negara Asia baru-baru ini melalui televisi dan suratkabar. Fokus utama perhatian Presiden Bush dalam lawatan itu adalah Pertemuan Puncak ke-15 Forum Kerjasama Ekonomi 21 Negara Asia-Pasifik yang diselenggarakan di Bangkok, baru-baru ini.

Presiden Bush agaknya telah memperoleh banyak dari apa yang diinginkannya dari lawatan itu. Berkat dorongan Amerika, APEC menjadikan perang terhadap terorisme sebagai prioritas. APEC yang didirikan untuk meningkatkan perdagangan di kawasan itu, baru pertama kali ini menjalankan peran politik yang jelas. Di Filipina dan di Indonesia khususnya, Presiden Bush menegaskan kegiatan anti-teror yang dia dukung tidak anti Islam.

APEC merupakan perhimpunan rumit negara-negara di kedua sisi Lautan Pasifik. Negara-negara itu sangat beragam. Ada empat negara yang berpenduduk paling banyak di dunia, yakni Cina, Amerika Serikat, Indonesia dan Rusia. Namun demikian, juga ada negara-negara kecil, seperti Papua-New Guinea dan Brunei. Ada pula dua negara Amerika Selatan yang terletak di tepi Lautan Pasifik.

APEC bertujuan untuk menciptakan zona perdagangan dan investasi bebas selambat-lambatnya dalam tahun 2020. Untuk mencapai tujuan itu tidak mudah. Jarak geografis negara-negara itu tidak seperti jarak antara negara-negara anggota Uni Eropa di Eropa. Jarak antara negara-negara anggota APEC sangat berjauhan, misalnya, dari Australia sampai ke Peru.

Usaha paling substantif KTT APEC di bidang ekonomi adalah menyerukan kepada Organissi Perdagangan Sedunia atau WTO agar memulai lagi pembicaraan untuk mencapai persetujuan baru perdagangan global. Usaha itu baru-baru ini gagal pada Pertemuan WTO di Cancun, Mexico.

Kebijakan baru APEC yang menekankan pada masalah keamanan mendapat kritikan. Ahli ekonomi Singapura, Sung Seng Wun, mengatakan, selain mengecam Presiden Bush yang dikatakan membajak pertemuan itu, tidak banyak yang dicapai.

Dapat dikemukakan bahwa mempertemukan para pemimpin dunia jelas sangat bermanfaat. Churcil pernah berkata :"Berunding lebih baik daripada berperang". Di Bangkok Presiden Bush mengadakan pertemuan secara pribadi dengan Presiden Cina Hu Jintao, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi, dan Presiden Korea Selatan Roh Moo- Hyun.

Perkembangan politik lainnya yang substantif adalah bahwa APEC mendukung usul Presiden Bush yang menyerukan agar lima negara memberikan jaminan keamanan kepada Korea Utara, sebagai imbalan atas kesediaan negara itu untuk meninggalkan program senjata nuklirnya. Korea Utara, yang menginginkan adanya pakta non-agresi bilateral dengan Amerika Serikat, kemudian menyebut usul itu "banyolan".

Dalam 2 tahun ini Presiden Bush bertukar pandangan secara tajam dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Sepekan sebelum KTT APEC, Perdana Menteri Mahathir menuduh: "Orang Yahudi menguasai dunia dengan menggunakan atau mewakilkan pihak lain. Orang Yahudi membuat pihak lain berperang demi kepentingan Yahudi."

Staf Presiden Bush mengatakan, Presiden Bush secara pribadi menegur Mahathir, bahwa: " Mahathir keliru dan bersifat memecah belah".

Tetapi Perdana Mahathir mengatakan, Presiden Bush tidak menegur dia.

Forum APEC mungkin dikenang atas sesuatu yang tidak tercantum dalam agenda. Cina, yang ekonominya berkembang pesat, memasuki mimbar regional itu dengan kekuatan penuh. Sebagaimana dikatakan oleh suratkabar Amerika New York Times: "Lebih dari 50 tahun, telah terjadi dominasi Amerika terhadap Asia. Namun, saat ini, meskipun tidak terasa, tetapi jelas, dominasi itu berkurang, sementara negara-negara Asia sekarang mengalihkan perhatian pada Cina sebagai kekuatan penting regional yang semakin berpengaruh."

Satu indikasi bahwa Cina diakui sebagai negara berpengaruh yang penting di kawasan Asia adalah "Ketika Presiden Bush berpidato di muka Parlemen Australia baru-baru ini, sesudah KTT APEC selesai, dan sehari kemudian Presiden Cina juga berpidato di sana."

Diterjemahkan oleh Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG