Tautan-tautan Akses

PERDEBATAN MENGENAI IKLAN LEWAT TELEPON DI AMERIKA <br>oleh Leon Howell - 2003-10-07


Dalam satu dekade ini rakyat Amerika semakin dibanjiri telepon iklan dari perusahaan-perusahaan yang memasarkan produk mereka. Rakyat Amerika membenci praktek itu.

Telepon iklan yang tidak diinginkan itu biasanya datang beberapa kali dalam satu hari, menawarkan segala macam produk, misalnya, suku bunga pinjaman rumah yang lebih rendah; paket perjalanan wisata gratis, yang ternyata merupakan tawaran membeli rumah untuk berlibur; dinding rumah dari aluminum anti karat; asuransi kesehatan,, dan sebagainya. Telepon iklan itu biasanya datang pada saat jam makan malam atau pada akhir pekan, pada waktu orang sudah pulang dari kerja.

Pelawak terkenal Amerika, Jerry Seinfeld, pernah menggambarkan betapa kesalnya rakyat Amerika terhadap telepon iklan itu. Dalam acara lawakannya yang disiarkan televisi, dia memerankan orang yang ditelepon. Dia menjawab: “Saya saat ini sedang sibuk. Tapi beri saya nomor telpon anda , dan saya akan menelepon anda lain waktu.”

Sekarang telah diciptakan cara baru untuk mencegah supaya iklan telepon tidak mengganggu orang di rumah. Lebih dari 50 juta orang Amerika telah menandatangani petisi yang mendukung peraturan “do-not call registry”, yakni cara atau peraturan yang digunakan untuk mencegah telepon iklan serupa itu. Cara ini telah dinyatakan sebagai cara yang paling populer dalam sejarah Amerika untuk melindungi konsumen.

Peraturan baru yang melindungi konsumen itu mulai diberlakukan tanggal 1 Oktober 2003. Undang-undang itu dimaksudkan untuk memberi hak kepada rakyat Amerika untuk mendaftarkan nomor telepon mereka dalam daftar “do not call”, yakni pesan kepada pengiklan supaya jangan menelpon konsumen. Staf pada Komisi Perdagangan Amerika mengatakan, siapapun yang menawarkan produk lewat telepon dinyatakan melanggar peraturan itu dan dapat dikenai denda sampai 11 ribu dolar.

Tetapi peraturan baru itu menghadapi beberapa rintangan hukum. Kelompok-kelompok telemarketing atau pengiklan lewat telepon telah berusaha untuk melawan peraturan baru tersebut. Mereka menyatakan, peraturan baru itu akan menghukum kalangan bisnis dan sangat merugikan banyak lapangan kerja Amerika. Yang tidak mereka kemukakan kepada umum adalah bahwa ribuan pekerjaan sekarang pindah ke luar negeri, khususnya ke India, Filipina, Cina, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Pekan lalu, seorang hakim yang menanggapi gugatan hukum oleh kelompok pengiklan lewat telepon atau telemarketing itu, tidak diduga-duga menghentikan proses pemberlakuan peraturan baru tersebut. Dia memutuskan bahwa Komisi Perdagangan Federal telah melangkahi wewenangnya, yakni dengan menetapkan peraturan -- do not call registry -- tersebut. Dengan keputusan hakim itu berarti bahwa Federal Trade Comission atau Komisi Perdagangan Federal yang disingkat FTC tidak bisa mengambil tindakan terhadap telemarketer yang melanggar peraturan -- do-not-call registry.

Sehari sesudah keluar keputusan hakim itu, Kongres Amerika Serikat mengadakan sidang kilat, yang baru pertama kali dilakukan, dan dengan suara bulat mengesahkan sebuah rancangan undang-undang yang memberikan wewenang kepada FTC untuk menegakkan peraturan -- do-not-call-registry. Presiden Bush hari Senin menandatangani rancangan undang-undang itu menjadi undang-undang. Seorang anggota utama DPR Amerika mengatakan, “Kongres Amerika yang sangat berkuasa itu bisa sangat lambat dalam meluluskan rancangan undang-undang, tetapi kalau menghadapi 50 juta rakyat Amerika yang marah, Kongres dapat bertindak sangat cepat.”

Sementara itu kantor dan rumah hakim tadi dibanjiri telepon dari rakyat Amerika yang marah. Jurubicara hakim itu mengatakan “Rakyat terus menelpon kami untuk mengganggu kami, sebagaimana telemarketer telepon iklan yang menggangu konsumen.”

Pertarungan antara kedua pihak itu mengalami perkembangan yang dramatis segera setelah Kongres Amerika Serikat bertindak, ketika seorang hakim lain di tempat lain juga menghentikan proses pemberlakuan peraturan baru tersebut. Dalam gugatan hukum yang dilakukan oleh industri telemarketing, hakim yang satu ini memutuskan bahwa peraturan baru tersebut tidak konstitusional karena peraturan itu membolehkan kelompok-kelompok agama dan politik melakukan penelponan serupa, tetapi tidak mengizinkan organisasi-organisasi komersial.

Dapat diperkirakan, pihak yang merasa dirugikan oleh peraturan baru itu segera naik banding.

Hari Rabu Komisi Perdagangan Federal, FTC minta kepada pengadilan yang lebih tinggi agar membolehkan FTC untuk mengawasi prosedur pelaksanaan -- do-not-call -- sampai masalah itu dapat diselesaikan.

Meskipun timbul kebingungan, proses - do-not-call - telah mulai berlaku hari Rabu, 1 Oktober baru lalu. Perhimpunan terbesar industri telephone marketing menyatakan akan menghormati peraturan -- do-not-call- registry – itu secara suka rela. Namun demikian, pada hari pertama, sekitar 250 orang yang namanya tercantum dalam daftar -- do-not-call-registry -- telah menyampaikan keluhan, dan mengatakan bahwa mereka telah ditelepon oleh industri telepon iklan .

Menyelesaikan masalah-masalah konstitusional rumit yang diajukan dalam keputusan hakim kedua itu, mungkin akan memakan waktu cukup lama. Namun rakyat Amerika, Presiden dan Kongres Amerika Serikat tampaknya bertekad untuk mengakhiri praktek telemarketing yang tak terkendalikan itu. Peraturan -- do-not-call-registry -- sangat mungkin akan terwujud.

Diterjemahkan oleh Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG