Tautan-tautan Akses

Letter From VOA - 2003-05-20


Warga Amerika keturunan Asia secara tak diduga-duga telah memainkan peranan penting dalam kemiliteran Amerika selama perang di Iraq baru-baru ini.

Misalnya, Kepala Staf Angkatan Darat Amerika selama empat tahun ini. Namanya Jenderal Eric K. Shinseki. Jenderal Shinseki, warga Amerika keturunan Jepang, lahir pada zaman Perang Dunia Kedua, yang akhirnya disebut -- keturunan asing musuh -- seperti halnya dengan semua warga Amerika keturunan Jepang pada waktu itu. Peristiwa itu merupakan lembaran gelap yang menyedihkan dalam sejarah Amerika, yang telah lama dilupakan Shinseki. Sekarang setelah 41 tahun bertugas dalam Angkatan Darat Amerika, Shinseki memegang jabatan tertinggi dalam Angkatan Darat Amerika Serikat.

Salah satu dari tujuh tawanan perang yang banyak dipublikasikan adalah Joseph Hudson, keturunan Filipina dan berpangkat Spesialis dalam Angkatan Darat Amerika. Ibunya, Anecita, mengetahui berita tentang pembebasannya di rumah mereka di New Mexico lewat Filipino Channel televisi satelit berbahasa Filipina. Itu merupakan perubahan yang sangat besar dari saat pertama kali Anecita melihatnya lewat televisi. Joseph adalah satu dari lima tawanan perang yang diinterogasi melalui televisi Irak. Tiga pekan kemudian, dia dan rekan-rekannya diselamatkan. Joseph mengalami tiga luka tembakan. Sesudah mendapat perawatan mereka diterbangkan pulang ke Amerika dengan mendapat sambutan meriah.

Edwin Chin, warga Amerika keturunan campuran Cina-Birma, menjadi pelaku utama dalam meruntuhkan patung raksasa Saddam Hussein di pusat kota Baghdad. Dia menempatkan tanknya dekat patung itu, memasang kabel melingkar leher patung itu, memasang sebentar bendera Amerika di atas patung Saddam Hussein tadi untuk disaksikan di seluruh dunia, dan membantu menumbangkannya. Bendera itu segera diambil kembali sebelum penumbangan patung, karena para atasannya tidak menghendaki dipasangnya bendera Amerika demikian.

Dari 136 tentara Amerika yang gugur dalam perang di Irak, tiga adalah warga Amerika keturunan Asia. Seorang di antaranya, Kopral Marinir, Kemaphoom Chanawongse, keturunan Thailand. Kakek dan pamannya pernah bertugas dalam Angkatan Udara Thailand.

Kakek dan pamannya itu hadir dalam upacara pemakaman Chanawongse di Makam Pahlawan Nasional Arlington, Amerika, yang terletak di seberang sungai Potomac dari Gedung Putih. Sederetan biarawan mengenakan jubah berwarna jingga berdiri di samping regu pasukan marinir berpakaian seragam upacara. Upacara itu merupakan kombinasi upacara militer dan upacara agama Budha.

Yang dua lainnya adalah warga Amerika keturunan Filipina, Nino Livaudais berpangkat sersan dari kesatuan Ranger. Sersan Nino Livaudais juga dimakamkan dengan upacara militer penuh di Makam Nasional Arlington. Yang seorang lagi Sersan Marinir Joseph Menusa. Warga Asia telah berpartisipasi dalam militer Amerika sejak Perang Saudara tahun 1861 - 1865. Namun memasuki dinas militer bukanlah saluran yang sering ditempuh keturunan Asia dalam memasuki kehidupan di Amerika. Itu mungkin sekarang sudah berubah. Masuk dinas militer Amerika dapat dianggap menunjukkan patriotisme. Namun, dinas militer - yang sepenuhnya bersifat sukarela, dengan berakhirnya wajib militer dalam tahun 1973, membantu dalam pendidikan dan latihan yang kelak dapat dipakai dalam kehidupan sipil. Dinas militer juga merupakan cara cepat bagi kaum imigran untuk menjadi warganegara Amerika. Dewasa ini ada 37 ribu imigran dalam Angkatan Bersenjata Amerika. Biasanya, anggota militer harus menunggu tahun baru dapat melamar menjadi warganegara. Tampaknya ada kemungkinan Kongres Amerika mempersingkatnya menjadi satu tahun.

Angka terbaru dari Departemen Pertahanan Amerika menunjukkan ada 15 ribu 642 keturunan Asia dalam Angkatan Bersenjata Amerika sekarang. Dari jumlah itu, 4 ribu lebih sedikit adalah warga Korea, dan sekitar 6 ribu warga Cina, Jepang, Vietnam, Khmer, Laos, Birma, Thailand, dan warga Asia lainnya.

Sersan David Cho, yang berimigrasi dari Korea dalam tahun 1976 dan memilih karier jadi tentara, menyimpulkan mengapa, katanya," Seperti obat tradisional Cina yang manjur. Baik untuk keluarga, baik untuk negara dan baik untuk segalanya."

Diterjemahkan oleh: Purwati Soeprapto

XS
SM
MD
LG