Tautan-tautan Akses

Muslim Amerika Menunaikan Ibadah Haji - 2003-03-20


Pada waktu ini jamaah haji dari seluruh dunia mulai berdatangan di tanah suci Makkah untuk menjalankan rukun Islam ke lima. Di antara mereka itu, terdapat beberapa ribu Muslim dari Amerika Serikat. Dalam acara “Amerika Kini” berikut, rekan Abdul Nur Adnan akan melaporkan mengenai orang-orang Amerika yang berangkat haji tahun ini. Seperti tahun-tahun yang lalu, umat Islam Amerika pada musim haji sekarang ini ikut bergabung dengan umat seiman dari seluruh dunia menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah. Tahun ini, menurut harian The Atlanta Journal-Constitution, ada kira-kira 12,000 Muslim dari Amerika yang berangkat menunaikan kewajiban sekali seumur hidup itu. Jumlah ini termasuk warga Muslim dari kota Atlanta, Georgia.

Kemungkinan perang di Irak, ataupun peringatan kepada warga Amerika dari Departemen Luar Negri Amerika agar jangan mengadakan perjalanan ke negara-negara Arab kalau tidak sangat perlu, menurut harian itu, tidak mencegah ribuan Muslim Amerika berangkat ke tanah suci tahun ini. Bagi Yosef Abuneaj seperti dikutip The Atlanta Journal-Constitution, situasi politik tidak mempunyai pengaruh dalam keputusan banyak orang untuk berangkat haji. Yousef besar di Lebanon dan pindah ke Atlanta pada tahun 1991. Ia melakukan perjalanan haji ini dengan orangtuanya, Asla dan Abdulghani Abuneaj. Untuk menunuaikan hadi dari Amerika Serikat , menurut harian “Middle East Times”, diperlukan beaya dari $ 3,000 sampai $7,000 tergantung dari kualitas pelayanan yang dikehendaki. Misalnya jenis hotel tempat penginapan mereka selama di Makkah, berbintang berapa dan berapa jauhnya dari Masjidilharam, tempat banyak kegiatan haji itu terpusat, dan apakah makanan ditanggung sendiri atau disediakan oleh penyelenggara.

Tahun lalu 2,5 juta Muslim melaksanakan ibadah haji dari berbagai negara di seluruh dunia. Tarik Allagany, jurubicara kedutaan besar Arab Saudi di Washington mengatakan kepada harian terbitan Atlanta tadi, bahwa para pejabat Arab Saudi tidak melihat kemungkinan jumlah jamaah haji tahun ini akan menurun. "Orang-orang tidak takut datang,” katanya, “saya rasa tidak akan ada ancaman kekerasan terjadi di tanah suci.”

Tahun lalu, setelah terjadi serangan 11 September di Amerika Serikat, menurut The Atlanta Journal-Constitution, pasukan keamanan Saudi mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap para jamaah haji. Secara acak sebagian jamaah di pelabuhan-pelabuhan udara Saudi diminta memberikan sidik jari mereka. Nama-nama orang yang dicurigai mempunyai hubungan dengan teroris dipampang di tempat-tempat umum di pelabuhan-pelabuhan udara tempat para jamaah haji masuk, dan mesin-mesin khusus dikabarkan digunakan untuk mendeteksi paspor-paspor palsu. Menurut Middle East Times, pejabat-pejabat Saudi telah menekankan kerajaan tidak akan memperbolehkan ibadah haji dipergunakan sebagai jalan untuk mengecam Amerika Serikat.

Dalam situasi politik seperti sekarang ini, kekhawatiran-kekhawatiran duniawi tidak mencegah orang seperti Mohammad dan Zahra Inamullah dari kota Alpharetta, Georgia untuk memenuhi kewajiban agamanya itu, begitu dilaporkan oleh suratkabar dinegara bagian Georgia itu. Mereka berangkat ke Makkah pekan lalu dengan sekelompok warga Muslim lainnya yang mempunyai tujuan yang sama.

Kepada harian itu Mohammad Inamullah, 41 tahun, wakil presiden senior perusahaan telekomunikasi Norcross mengatakan, bahwa Muslim dianjurkan untuk segera menunaikan ibadah haji, kalau mereka mampu baik dari segi keuangan maupun kesehatan. Apakah ia tidak takut kalau perang pecah selagi dia di negara dekat Irak? “Saya kita Amerika Serikat tidak akan melancarkan perang dengan Irak pada saat umat Islam sedang menunaikan ibadah haji,” katanya .

Inamullah mengatakan di Makkah ia antara lain akan berdoa untuk perdamaian.

Di samping itu, dari New York dapat dilaporkan bahwa ada 20 warga Indonesia yang akan berangkat menunaikan ibadah haji dari kota itu tahun ini, dua di antaranya dari Washington, DC.

XS
SM
MD
LG