Para pejabat Pentagon AS mengatakan mereka telah menerima jaminan pribadi dari Arab Saudi bahwa militer AS akan dapat menggunakan wilayah udara, pangkalan udara dan pusat komando penting negara itu kalau sampai pecah perang dengan Irak.
Jaminan itu berarti bahwa pangkalan udara Pangeran Sultan di luar Riyadh akan bisa digunakan untuk mengkoordinasi operasi serangan udara apapun terhadap Irak, karena pangkalan itu selama ini telah digunakan dalam operasi serangan udara di Afghanistan.
Izin untuk menggunakan pangkalan udara Arab Saudi itu tampaknya terbatas untuk pesawat-pesawat pendukung, misalnya untuk misi-misi mengisi bahan bakar, pengintaian, pengawasan dan pesawat-pesawat angkut. Namun para pejabat AS menyatakan optimistik bahwa Arab Saudi akan membolehkan dilakukannya serangan udara dari wilayah negara itu.
Arab Sauddi merupakan daerah utama bagi pasukan sekutu dalam melancarkan serangan udara yang berhasil mengusir pasukan Irak dari Kuwait tahun 1991. Namun dukungan Arab Saudi selama ini atas bisa dilakukannya serangan baru diragukan, yang menyebabkan militer AS membangun fasilitas markas besar baru di Qatar.