Tautan-tautan Akses

Pemilih Muda Amerika Semakin Rendah - 2002-10-30


Direktur Proyek Kampanye Bagi Pemilih Muda, Adam Anthony mengatakan, sejak pemilihan presiden tahun 1972, yaitu tahun pertama batas terendah usia pemilih diturunkan dua tahun menjadi 18 tahun, jumlah pemilih kelompok usia itu yang memberikan suara, terus menurun.

Diperkirakan, sekitar 30 juta orang warganegara Amerika umur 18 dan 19 tahun tidak memberikan suara. Kajian bersama yang dilakukan harian Washington Post, Yayasan Keluarga Kaiser dan Universitas Harvard mendapati bahwa pada tahun 1974, 30 persen pemilih berumur 25 tahun memberikan suara. Kajian itu memperkirakan bahwa dalam pemilihan bulan depan, hanya 23 persen akan memberikan suara, dan kalau trend ini berlanjut, pada tahun 2022 yang memberikan suara hanya 19 persen.

Kerry Richardson, yang berumur 28 tahun dan bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan semi konduktor di Austin, Texas, mengatakan, ia tidak akan memberikan suara dalam pemilihan bulan depan karena tidak tertarik.

Kerry Richardson mengatakan kampanye kedua partai terutama saling menjelekkan satu sama lain, sampai sampai tidak tahu, apa yang sebenarnya menjadi kebijakan kedua partai.

Seorang pemilih lain, wanita berumur 25 tahun, mengatakan, ia juga tidak tertarik pada para kandidat yang mencalonkan diri di kotanya, Atlanta, Georgia. Menurutnya, para kandidat gagal menarik minat para pemilih muda.

Rock the Vote adalah sebuah kelompok yang berkedudukan di Los Angeles dan telah bekerja selama 12 tahun untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam pemilihan. Direktur kelompok itu, Lynne Lyman mengatakan, organisasinya mencari tempat tempat berkumpulnya kaum muda seperti kelab kelab, kedai kopi, atau kampus. Di mana banyak kaum muda berkumpul, disitulah Rock the Vote mengirim sebuah tim untuk mendaftar pemilih muda.

Salah satu tempat seperti itu adalah konser musik rock and roll. Lynne Lyman mengatakan, kelompoknya mengirim tim tim pendaftaran pemilih ke sekitar 20 konser tahun ini, termasuk konser artis tenar seperti Alicia Keys, Public Enemy dan Lenny Kravitz.

Pemusik rock Inggris Billy Bragg mengatakan, ia dan orang orang di seluruh dunia yang menentang tokoh Amerika seperti Presiden Bush tidak memiliki hak pilih di Amerika. Dalam sebuah rapat umum di Washington belum lama ini, ia menyeruka kepada 400 orang peserta rapat umum itu agar memanfaatkan peluang untuk mempengaruhi secara langsung siapa yang akan menjadi pemimpin di negara paling kuat di dunia, dengan memberikan suara dalam pemilihan presiden.

Billy Bragg membawa pemandu sorak yang menganjurkan hadirin agar memberikan suara.

Panitia rapat umum mengatakan, mereka tidak secara sengaja menjadikan kaum muda sebagai sasaran, namun pemusik pop memang selalu menarik minat kaum muda. Sekian, Amerika Kini.

XS
SM
MD
LG