Israel menghadapi tekanan internasional untuk mencabut perintah yang akan menghalangi pemimpin Palestina Yasser Arafat berkunjung ke Bethlehem untuk menghadiri upacara malam Natal hari Senin ini. Para pejabat Uni Eropa mengatakan memperbolehkan Arafat melakukan kunjungan Natal tahunannya ke Bethlehem dapat membantu mengendurkan konflik Palestina-Israel. Meskipun Arafat seorang Muslim, ia menghadiri misa Natal di Bethlehem sejak kota itu - tempat kelahiran Jesus-diserahkan ke kekuasaan Palestina pada tahun 1995. Arafat mengatakan ia akan berusaha mencapai kota itu kalau perlu dengan berjalan kaki, sementara pejabat-pejabat Israel memperingatkan ia akan dihalangi di tempat pemeriksaan militer Israel.
Sementara, Israel telah memperingatkan Presiden Palestina Yasser Arafat agar jangan mengabaikan larangan untuk datang ke Bethlehem pada hari Natal. Israel hari Sabtu mengatakan telah memutuskan untuk mencegah rencana kunjungan Arafat karena ia belum membubarkan organisasi-organisasi teroris Palestina. Arafat menjawab dengan mengatakan tidak seorang pun dapat menghentikannya untuk pergi ke Bethlehem, melakukan kunjungan tahunannya pada hari Natal. Pemimpin Palestina itu -seorang Muslim-telah menghadiri upacara malam Natal di Bethlehem sejak Palestina menguasai kota itu, yang dikenal sebagai tempat kelahiran Jesus, enam tahun yang lalu. Ia mengatakan ia akan melakukan kunjungan dengan atau tanpa persetujuan Israel.