Presiden Afghanistan yang digulingkan, Burhanuddin Rabbani mengatakan, tertangkapnya seorang tokoh oposisi terkemuka Afghanistan yang kemudian dibunuh merupakan “peristiwa menyedihkan” bagi negaranya. Burhanuddin Rabbani mengatakan kepada jaringan televisi Amerika, CNN, bahwa pembunuhan mantan panglima Abdul Haq menunjukkan kebengisan Taleban yang berkuasa di Afghanistan. Hari Jumat Taleban mengumumkan bahwa panglima Haq—seorang pahlawan dalam perlawanan menentang pendudukan Soviet pada tahun 1980-an, ditangkap di selatan ibukota, Kabul, dan ditembak sebagai seorang mata-mata untuk Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri Amerika menyangkal, Abdul Haq bekerja untuk Amerika, namun seorang jurubicara mengatakan, pembunuhan terhadapnya merupakan kerugian besar bagi mereka yang mendukung suatu pemerintahan yang mempunyai landasan luas di Afghanistan.