Tautan-tautan Akses

AS Lancarkan Serangan Udara Kembali, Sudah Ratusan Orang Tewas - 2001-10-19


Pesawat-pesawat Amerika telah melancarkan serangan baru di kota-kota Afganistan Kabul dan Kandahar. Para saksi mata di Kabul melaporkan beberapa ledakan besar di dalam wilayah perbatasan kota itu. Dilaporkan bahwa sedikit sekali atau tidak ada sama sekali balasan tembakan penangkis serangan udara dari pasukan Taliban di kedua kota itu. Seorang jurubicara Taliban yang berkuasa mengatakan, 12 hari serangan udara yang dipimpin Amerika di Afghanistan sudah menewaskan 600 sampai 900 orang. Jumlah korban itu masih belum mendapat pengukuhan pihak independen. Sementara itu sumber-sumber pihak oposisi Aliansi Utara mengatakan ofensif Taliban di Afganistan Utara telah gagal. Menurut pihak oposisi, pasukan mereka masih berada beberapa kilometer di luar kota utama Mazar-I-Sharif. Belum ada konfirmasi pihak ketiga atas pernyataan itu. Menteri Pertahanan Amerika Donald Rumsfeld mengatakan, Amerika Serikat memberikan bantuan langsung kepada pihak oposisi, termasuk pangan, amunisi dan dukungan udara.

Sementara, para pejabat pertahanan Amerika mengatakan, sebuah pesawat mata-mata Amerika yang dikendalikan dengan remote control telah digunakan untuk pertama kalinya dalam misi tempur di atas Afganistan. Para pejabat Pentagon mengatakan, pesawat pengintai RQ-1 Predator itu, yang biasanya digunakan untuk pengintaian, dipersenjatai dengan rudal-rudal anti-tank Hellfire. Menurut Harian Washington Post parta pengontrol di darat di Amerika Serikat mengoperasikan dengan remote control saat pesawat itu terbang ribuan kilometer jauhnya di Afganistan. Penggunaan pesawat mata-mata tidak berawak pertama kali dilaporkan pekan ini oleh majalah New Yorker. Menurut majalah itu, pesawat Predator tak berawak itu, yang bersenjata rudal anti-tank, belum lama ini memergoki sebuah konvoi di Afganistan yang membawa pemimpin keagamaan Taliban Mullah Mohammad Umar.

Perserikatan Bangsa Bangsa kembali menguasai sebuah gudang pangan di Kabul yang diambilalih penguasa Taliban Afganistan hari Selasa. Seorang jurubicara Program Pangan PBB mengatakan kelihatannya tidak ada yang diambil dari bangunan itu, yang berisi beberapa ribu ton gandum. Hari Rabu, direktur eksekutif program tersebut mengatakan tentara Taliban telah memasuki gudang itu dan mengusir stafnya. Seorang menteri Taliban memberitahu kantor berita Reuters bahwa Taliban tidak menduduki gudang pangan itu tetapi menempatkan tambahan pengawal untuk melindunginya. Para pejabat PBB masih menunggu berita mengenai sebuah gudang lain di Kandahar yang juga diambilalih Taliban hari Selasa. Program Pangan Dunia PBB memperingatkan, rintangan lebih lanjut atas usaha penyaluran pangan di Afganistan dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan.

XS
SM
MD
LG