Angkatan Laut Australia mencegat sebuah perahu Indonesia yang mengangkut sekitar 200 orang pencari suaka di lepas pantai barat laut Australia. PM John Howard mengatakan kepada wartawan hari ini (Sabtu 8/9), perahu itu dicegat di perairan internasional Jumat malam. Dikatakan, para penumpang perahu itu dipindahkan ke Kapal Angkatan Laut Manoora, yang telah berisi 430 orang pencari suaka yang ditolak Australia. PM Howard menambahkan, karena perahu itu dicegat sebelum masuk ke perairan Australia, pertanyaan mengenai permohonan suaka tidak berlaku. Manoora sedang dalam pelayaran menuju Papua Nugini, di mana para pengungsi itu akan diterbangkan ke Selandia Baru dan Nauru untuk diproses permohonan suaka mereka. Masa depan para pengungsi yang baru dicegat itu belum diketahui. Sebuah mahkamah Australia akan segera mengeluarkan putusan apakah akan mengizinkan para pengungsi itu diturunkan di Papua Nugini. Para pengacara kebebasan sipil mengatakan, pemerintah Australia melanggar hukum dengan menolak para pengungsi itu.
PM Howard mengatakan, Australia berencana mengubah undang-undang imigrasinyta, untuk menghapuskan Karang Ashmore dan Pulau Christmas dari wilayah migrasi sehingga para imigran gelap yang mendarat di sana tidak lagi layak mengajukan permohonan status sebagai pengungsi. Sebuah delegasi tingkat menteri Australia kemarin gagal mencapai persetujuan dengan Indonesia mengenai cara-cara membasmi penyelundupan pengungsi.